Potensi Energi Batubara Tercairkan (Liquefied Coal)

Rabu, 15 Juni 2011 - Dibaca 8732 kali

JAKARTA - Saat ini Indonesia memiliki cadangan sekitar 60 milyar ton batubara yang terdapat di seluruh Indonesia. Dari sekian banyak itu hampir 85% adalah batubara muda (lignit) atau dengan kata lain batubara dengan kualitas rendah karena 30% berisi kandungan air disamping itu juga mengandung kalori rendah dengan nilai jual murah. Sedang batubara yang berkualitas atau dikenal dengan Black Coal sebagian besar untuk di ekspor.Batubara muda yang juga dikenal dengan nama brown coal akan dikembangkan sebagai alternative pengganti minyak bumi. Pemerintah Jepang serta para pengusaha Jepang yang tertarik dengan brown coal ini tengah bekerjasama dengan BPPT untuk mewujudkan impian tersebut. Pemerintah Jepang diwakili oleh NEDO (semacam lembaga kajian teknologi Jepang yang khusus menangani energi sedang perusahaan Jepang yang berpartisipasi adalah Nissho Iwai Corporation.Pencairan batubara muda (Brown Coal Liquefaction) telah dilakukan sejak delapan tahun yang lalu. Sebelum sampai tahap BCL (Brown Coal Liquefaction) ini telah dilalui beberapa tahap dan proses yang akhirnya sampai ke proses BCL ini yang memakan waktu hampir 8 tahun.Rencananya BPPT akan berupaya untuk bernegoisiasi dengan Pemerintah Jepang agar menggulirkan dana yang diperlukan untuk pembangunan pabrik BCL sehingga nantinya akan tercipta gasoline dan solar dari batubara. Rencananya dananya berupa pinjaman lunak (soft loan). Biaya yang diperlukan untuk pabrik BCL ini mencapai 5,8 Milyar dolar Amerika. Hal ini katanya karena para ahli maupun teknologinya belum kita miliki. Kalaupun jadi, semuanya akan diambil dari Jepang karena kita masih sedikit sekali memiliki tenaga ahli di bidang batubara ini juga bidang lainnya yang berkaitan dengan BCL.Saat ini BPPT sudah mengadakan penelitian untuk BCL ini di daerah Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Diketahui bahwa 30.000 ton batubara dapat menghasilkan sekitar 130.000 barel minyak per hari. Sebagai contoh pekerjaan Jepang di Australia dan Jepang sendiri yang telah berhasil membuat master plan BCL ini. PT. Tambang Batubara Bukit Asam rencananya akan membangun kilang batubara tercairkan di Sumatera Selatan dengan investasi sebesar US$5.2 billion. South Africa's Sasol Limited, produsen minyak sintetis terbesar di dunia telah mulai melakukan negosiasi pembangunan kilang batubara yang dicairkan senilai US$ 10 billion dengan PT Pertamina dan PT. Tambang Batubara Bukit Asam.Pada awal tahun 2010 telah ditandatangani MOU antara Pemerintah Indonesia dengan Sasol untuk memulai kajian kelayakan pembangunan kilang. Bila proyek berjalan sesuai rencana Sasol akan memproduksi bahan bakar sangat bersih berkualitas tinggi sebesar 80,000 barrels, tetapi diperkirakan kilang tersebut bahkan mempunyai kapasitas produksi sebesar 1,1 juta barrels setara bahan bakar minyak perhari. Bila semuanya berjalan sesuai rencana maka konstruksi kilang akan selesai pada akhir tahun 2014 dan mulai produksi tahun 2015.Terdapat empat lokasi yang potensial untuk pembangunan kilang batubara yang dicairkan meliputi Musi Banyuasin di Sumatera Selatan yang memiliki cadangan sebesar 2,9 milyar ton batubara, dan Berau Kalimantan Timur dengan cadangan sebesar 3 milyar ton batubara. (SF)

Bagikan Ini!