Perkembangan Gunung Agung, Selasa 10 Oktober 2017 Pukul 06.00 WITA

Selasa, 10 Oktober 2017 - Dibaca 2418 kali

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali merilis perkembangan terakhir Gunung Agung Bali. Aktivitas kegempaan Gunung Agung yang hingga saat ini masih tinggi dan fluktuatif, secara visual juga masih terlihat jelas hingga berkabut. Asap kawah putih tebal tekanan lemah mencapai ketinggian 200 meter di atas puncak dan asap tertinggi tercatat sekitar 1.500 meter diatas puncak terjadi pada tanggal 7 Oktober 2017. Kepala PVMBG, Kasbani meminta masyarakat untuk tetap waspada dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di dalam area kawah G. Agung di dalam radius 9 km.

"Aktivitas kegempaan G. Agung (3142 m dpl) masih tetap tinggi dan fluktuatif pasca dinaikkan Status Aktivitasnya menjadi Level IV (Awas). Dari kemarin hingga hari ini secara visual gunungapi terlihat jelas hingga berkabut. Asap kawah putih tebal tekanan lemah mencapai ketinggian sekitar 200 m di atas puncak. Asap tertinggi sekitar 1500 m di atas puncak terjadi pada 7 Oktober 2017, pukul 20:30 WITA,"ujar Kasbani.

Berikut perkembangan rekaman seismograf Gunung Agung sejak Minggu, (6/10):

08 Oktober 2017 terekam 252 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 487 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 74 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dan 3 kali terasa.

09 Oktober 2017 terekam 317 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 484 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 23 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dan tidak terasa.

10 Oktober 2017 (Pukul 00:00-06:00 WITA), terekam 73 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 135 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 9 kali Gempa Tektonik Lokal (TL) dan tidak terasa.

Berdasarkan pengukuran seismometer (kegempaan), deformasi tubuh gunung (dengan menggunakan tiltmeter dan GPS), pengamatan visual kawah maupun intensitas asap dari kawah, dan citra termal dari satelit, menujukkan potensi erupsi masih tinggi.

Terkait masih tingginya aktifitas vulkanik Gunung Agung tersebut, kembali Kasbani meminta kepada masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yaitu di dalam area kawah G. Agung di dalam radius 9 km dari kawah puncak G. Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut, Tenggara dan Selatan-Baratdaya sejauh 12 km.

Sedangkan peringatan vulkanik erupsi/letusan gunungapi Indonesia yang berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan atau Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) terakhir yang terbit tanggal 7 Oktober 2017, pukul 22.30 WITA terkirim kode warna ORANGE. Hal terkait dengan asap putih tebal menerus, tekanan lemah, dengan tinggi 2.242 mdpl atau 1.500 m di atas puncak. Condong ke arah barat. Material abu letusan belum teramati.

VONA dikirim ke stakeholders nasional maupun internasional antara lain Ditjen Perhubungan Udara-Kementerian Perhubungan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Air Nav, Air Traffic Control, Airlines, Volcanic Ash Advisory Centers (VAAC) Darwin, dan VAAC Tokyo.

Badan Geologi melalui PVMBG dan Pos Pengamatan Gunungapi Agung terus memantau perkembangan kegiatan vulkanik dan senantiasa berkoordinasi dengan satuan pelaksana (satlak) Kecamatan dan BPBD Kabupaten Karangasem tentang penanggulangan bencana erupsi Agung.

Berdasarkan pemantauan PVMBG, saat ini dari 127 Gunungapi Aktif di Indonesia, 69 gunung dipantau secara menerus 24 jam/hari. Status saat ini: 2 gunung api status AWAS/Level 4 (Gunung Sinabung, Sumut dan Gunung Agung, Bali). Sebanyak 18 gunung api Status Waspada/Level 2 (Marapi, Kerinci, Dempo, Anak Krakatau, Semeru, Bromo, Rinjani, Sangeangapi, Rokatenda, Soputan, Lokon, Karangetang, Gamalama, Gamkonara, Ibu, Dukono, Banda Api, dan Lewolotok); Sisanya 49 gunungapi Status Normal/Level 1.

Sosialisasi Terpadu Terus Dilakukan
Sosialisasi terpadu mengenai bahaya letusan Gunungapi Agung terus berlanjut. Setelah minggu lalu sosialisasi dilakukan kepada kalangan pengusaha pariwisata dan perhotelan, sosialisasi kepada masyarakat juga terus dilaksanakan. Jika kemarin sosialisasi dilaksanakan di Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, hari ini sosialisasi diselenggarakan di Hotel Mahagiri, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Acara sosialisasi yang dilaksanakan pada pukul 09:00- 13:00 WITA ini dihadiri oleh lebih kurang 120 peserta, mulai dari kepala desa, kepala dusun, tokoh adat/bendesa, dan tokoh masyarakat Kecamatan Rendang. Acara dibuka dan dipandu langsung oleh Camat Rendang.

Dalam Pertemuan ini, Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gunungapi PVMBG, Gede Suantika, kepada peserta yang hadir dijelaskan mengenai bahaya ancaman produk letusan Gunungapi Agung, sistem peringatan dini gunungapi dan rekomendasi penanganan bencana, dan pemahaman peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Agung.

Sementara itu, diskusi yang mengemuka dalam sosialisasi ini adalah terkait batas waktu tanggap darurat yang ditetapkan hingga tanggal 16 Oktober 2017. Gede Suantika menjelaskan bahwa status tanggap darurat harus diperpanjang jika tingkat aktivitas Gunungapi Agung masih berada pada level IV atau AWAS.

Untuk mendapatkan perkembangan terkini dan informasi lainnya tentang bencana geologi di Indonesia, masyarakat dapat mengunduh aplikasi "MAGMA Indonesia" di Google Play untuk ponsel berbasis Android.

"MAGMA Indonesia" adalah aplikasi yang dibuat oleh Tim PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) dari Badan Geologi yang bernaung di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Jangan percaya berita-berita HOAX di media sosial tentang perkembangan Gunung Agung. Ikuti selalu perkembangan Gunung Agung melalui sumber berita resmi Pemerintah dan dari media terpercaya.
Informasi dan referensi berita-berita resmi dapat dilihat di website Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta berita mengenai gunung api dapat dilihat pada tautan:

https://www.esdm.go.id
dan
https://magma.vsi.esdm.go.id/press

Bagikan Ini!