Penanganan Sektor Migas, Listrik dan Geologi Selama Periode Idul Fitri 2017 Berjalan Lancar dan Aman Terkendali

Sabtu, 8 Juli 2017 - Dibaca 1419 kali

Aktifitas mudik dan arus balik 2017 hampir berakhir, Posko Pemantauan Idul Fitri 2017 sektor ESDM yaitu sektor Minyak dan Gas (Migas), Listrik dan Geologi dalam kondisi situasi aman dan terkendali. Posko Pemantauan Sektor ESDM Idul Fitri 2017 akan berlangsung sampai tanggal 10 Juli 2017.

Pada subsektor migas untuk penyediaan dan pendistribusian BBM dan LPG secara nasional selama periode Idul Fitri 2017 tidak mengalami kendala. Stok BBM dan LPG dalam keadaan cukup dan penyaluran berjalan lancar. Rata-rata Ketersediaan BBM dan LPG mencapai 20 hari, sampai hari Jum'at , 7 Juli 2017 (H+12) ketersediaan sebagai berikut: Premium: 23,0 hari; Solar: 29,7 hari; Pertalite: 24,9 hari; Kerosene: 66 hari; Pertamax: 31,7 hari; Pertamax Turbo: 37,4 hari; Pertamina Dex: 34,6 hari; LPG: 16,9 hari dan Avtur: 29 hari.

Pada subsektor ketenagalistrikan, secara nasional beban puncak siang sebagian besar dalam kondisi normal. Secara keseluruhan total pasokan nasional sebesar 34.719,35 MW dengan beban puncak sebesar 32.397,59 MW sehingga cadangan operasi sebesar 2.321,76 MW.

Terkait potensi bencana geologi, monitoring dilakukan secara terus menerus terhadap Gunung Sinabung dengan tingkat aktivitas level IV (Awas), aktifitas erupsi tanggal 7 Juli 2017, teramati secara visual cuaca mendung, angin lemah hingga kencan ke arah timur dan tenggara. Suhu udara sekitar 17.4 - 23.8 Celcius, gunung api tertutup kabut, asap kawah utama tidak teramati.Direkomendasikan teknis evakuasi dan relokasi.

Aktivitas pasca letusan Kawah Sileri, Dieng, Kabupaten Banjarnegara pada tanggal 7 Juli 2017 teramati secara visual cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah utara dan timur. Suhu udara sekitar 11 - 21 Celcius. Gunung api terlihat jelas, asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 20 meter dari puncak. Badan Geologi merekomendasikan untuk wisatawan dan masyarakat yang berada di sekitar kawasan Kawah Sileri untuk tidak mendekati dan melakukan aktivitas apapun di sekitar Kawah Sileri dengan jarak aman 100 m dari bibir kawah dikarenakan ancaman bahaya gas CO2 dan H2S.

Sedangkan untuk gerakan tanah terjadi di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan dan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur berupa tanah longsor, direkomendasikan agar masyarakat yang berada di sekitar daerah bencana lebih waspada, karena daerah tersebut masih berpotensi longsor susulan, terutama pada saat hujan lebat dengan durasi yang cukup lama. (DEP)

Bagikan Ini!