Menteri ESDM ke 9 SPBU di Kaltim dan Kalsel, Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi Menjadi Prioritas

Kamis, 7 April 2022 - Dibaca 1255 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 147.Pers/04/SJI/2022

Tanggal: 7 April 2022

Menteri ESDM ke 9 SPBU di Kaltim dan Kalsel, Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi Menjadi Prioritas

Usai inspeksi mendadak pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kelancaran penyaluran BBM di lima Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Samarinda, Kalimantan Timur, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif didampingi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati melanjutkan pemantauan secara langsung terkait ketersediaan pasokan dan distribusi BBM di empat SPBU di jalur pertambangan dan perkebunan Kalimantan Selatan. Dengan demikian, sembilan SPBU telah diawasi langsung dalam sehari guna mencegah kelangkaan, antrean dan potensi penyalagunaan selama bulan Ramadan dan Idulfitri.

"Kita mengantisipasi permintaan yang meningkat karena kegiatan ekonomi yang juga meningkat. Insyaallah untuk bulan Ramadan dan Idulfitri juga cukup. Bahkan kalau diperlukan ditambah 10%," kata Arifin di sela-sela kunjungannya ke SPBU 63.706.01 di Kecamatan Astambul, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan.

Arifin menyoroti pasokan dan konsumsi BBM bersubsidi jenis solar harus diperuntukkan secara tepat sasaran. "Kami prioritaskan kendaraan-kendaraan yang memang mendapatkan solar subsidi bisa dipenuhi. Seharusnya mereka yang tidak berhak mendapatkan solar subsidi tidak menikmatinya biar tepat sasaran," imbaunya.

Arifin memahami peralihan konsumsi masyarakat ke BBM bersubsidi akibat adanya disparitas harga yang tinggi dengan BBM non-subsidi. Ia pun membandingkan harga produk BBM dari Pertamina. "Bandingkan saja Pertamina Dex (non-subsidi) dengan Biosolar (bersubsidi) sekarang bedanya sekitar Rp. 8.000 per liter. Cukup jauh bedanya. Akibatnya masyarakat yang seharusnya dapat (BBM subsidi) malah tidak kebagian," jelasnya.

Salah satu faktor, sambung Arifin, yang membentuk adanya disparitas harga adalah gangguan suplai minyak global akibat konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina sehingga harga minyak dunia melambung tinggi. "Minyak-minyak Rusia diembargo tidak boleh keluar akibatnya terjadi ketidakseimbangan suplai sehingga harga minyak dunia tinggi dan susah didapat," urai Arifin.

Menurut Arifin, harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. "(Harga BBM) Negara ASEAN, tinggi-tinggi, bisa dua sampai tiga kali lipat," tegas Arifin.

c-WhatsApp%20Image%202022-04-07%20at%209

Cegah Kelangkaan BBM Subsidi

Guna melalukan pengendalian penjualan BBM subsidi terutama solar, Pemerintah mengambil langkah tegas bagi siapapun yang menyelewengkan penggunaan BBM subsidi. "Kami akan mendisplinkan itu, terutama truk-truk dari perusahaan tambang. Melalui Direktorat Mineral dan Batubara, kami akan mengimbau mereka untuk tidak menggunakan BBM subsidi, jika tidak dihiraukan akan kami berikan tindakan tegas," jelas Arifin.

Selain itu, Pertamina juga mulai membagikan dan mewajibkan pembelian solar bersubsidi dengan kartu kendali. Nantinya, kartu kendali akan digunakan untuk mencatat pembelian solar bersubsidi. Pada kartu tersebut tercantum nomor polisi kendaraan dan jenis kendaraan. Setiap pembelian solar bersubsidi di SPBU, petugas akan mencatat jenis kendaraan, nomor polisi, serta jumlah pembelian. Melalui kartu kendali ini harapannya mampu mendistribusikan BBM bersubsidi tepat sasaran.

Langkah lain yang ditempuh adalah melakukan pengaturan jam pelayanan solar bersubsidi di SPBU serta pelarangan adanya antrian sebelum jam pelayanan tersebut. Bila terdapat penyelewengan solar bersubsidi, maka penertiban pelaku penyelewengan akan ditindak secara tegas oleh pihak Kepolisian/Dinas Perhubungan dan akan memberikan sanksi kepada operator maupun penyalur.

Upaya lainnya adalah melakukan monitoring stok BBM melalui command center, koordinasi Pertamina dengan penegak hukum dan Pemerintah Daerah.Pertamina juga telah membentuk satgas RAFi (Ramadhan & Idul Fitri) dan menyiapkan berbagai layanan tambahan berupa SPBU Siaga, mobil tangki siaga, motorist, SPBU Kantong dan rest area yang dilengkapi fasilitas kesehatan bagi para pemudik di beberapa titik jalur mudik.

c-WhatsApp%20Image%202022-04-07%20at%209

Dialog dengan Petugas SPBU Meminimalisir Antrian

Selama sidak, Arifin memberikan sejumlah masukan kepada petugas maupun pengelola SPBU agar tidak terjadi kelangkaan dan antrean panjang dalam pengisian BBM.

Dalam dialog dengan petugas dan sejumlah pembeli BBM, Arifin mendapatkan informasi langsung dari supir truk terkait antrean selama pembeliaan solar. "Mereka rela beli solar eceran harga Rp10 ribu per liter meski di SPBU lebih murah hanya sekitar Rp5rb. Yang penting tidak antre," jelasnya.

Kendati kondisi pengisiaan BBM di SPBU sudah lancar, Menteri Arifin memberikan sejumlah rekomendasi kepada pengelola SPBU agar pelaksaan pengisian BBM tidak perlu membutuhkan waktu yang lama.

Pertama, selang nozle pada dispenser SPBU agar diganti yang lebih panjang supaya mempercepat proses pengisian BBM dari satu jalur menjadi dua jalur.

Kedua, model dispenser SPBU agar dimodernisasi sehingga proses pengisian tidak memerlukan waktu yang lebih lama. "Misal untuk pengisian 80 liter cukup dilakukan dalam waktu 3 menit," harap Arifin.

Ketiga, layout dispenser disesuaikan dengan model tangki truk yang mayoritas di sebelah kanan. Selanjutnya, disegerakan pembelian Solar menggunakan kartu kendali.

Penindakan tegas harus dilakukan juga termasuk memberikan larangan truk yang tidak berhak menggunakan BBM solar subsidi dengan menempel imbauan di SPBU sebagai bagian dari sosialisasi kepada masyarakat.

Terakhir, Arifin menyarankan pencantuman harga subsidi dari Pemerintah di setiap bukti pembelian BBM bersubsidi per liter.

Arifin kembali menekankan bahwa BBM Bersubsidi harus terus diawasi sehingga peruntukkannya sesuai dengan yang sudah diamanatkan, tujuannya agar subsidinya dapat dipergunakan untuk membangun ekonomi.

"Kalau (penyaluran BBM bersubsidi) itu bisa dikontrol maka dana subsidi bisa dipergunakan untuk pembangunan ekonomi negara kita, jadi karena itu kita meminta kesadaran semua pihak untuk menggunakan BBM yang memang sesuai dengan peruntukannya," pungkas Arifin.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial yang ikut dalam kunjungan kerja ini menegaskan akan segera menindaklanjuti masukan dari konsumen terkait akses masuk SPBU yang kurang memadai.


Keterangan Foto ke-1 : Menteri ESDM Arifin Tasrif melakukan inspeksi mendadak ke SPBU 63.706.01 di Jl. Ir. PM. Noor, Kemuning, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (7/4).

Inspeksi ini dilakukan untuk memastikan kelancaran distribusi dan pasokan BBM bagi masyarakat yang berada di pusat perkotaan Banjarmasin.

Menteri ESDM mengapresiasi masyarakat yang lebih memilih BBM berkualitas yang menjadi pilihan utama masyarakat setempat. Sementara BBM solar subsidi diprioritaskan bagi kendaraan logistik.

Sebanyak empat SPBU di wilayah Banjarmasin yang dipantau secara langsung oleh Menteri ESDM dipastikan dalam kondisi aman baik dalam hal pasokan maupun sistem pendistribusian. Beberapa SPBU juga tidak terlihat antrian panjang. (NA/AS/RZ)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Bagikan Ini!