Kilang Cilacap Siap Pasok Peningkatan Kebutuhan Selama Lebaran

Sabtu, 4 September 2010 - Dibaca 4153 kali

JAKARTA. Setelah mengalami Turn Around (TA) atau pemeliharaan rutin selama sebulan, Refinery Unit IV Pertamina/Kilang Cilacap saat ini sudah beroperasi penuh untuk siap memasok peningkatan kebutuhan BBM selama arus mudik dan arus balik lebaran.Kilang Cilacap dengan kapasitas pengolahan minyak 248.000 barrel perhari merupakan kilang penghasil BBM terbesar di tanah air. BBM yang dihasilkan memasok kebutuhan untuk daerah Bandung, Tasik, sepanjang jalur selatan Jawa, Yogyakarta dan Boyolali yang semuanya dialirkan melalui pipa. Kilang ini juga memasok kebutuhan BBM di daerah Tegal, Purwokerto dan beberapa daerah di jalur utara Jawa bagian tengah. Sebagaimana diketahui pada puncak arus mudik kebutuhan Premium meningkat tajam dari 63.500 Kilo liter (KL) perhari menjadi 96.000 KL per hari.Pemeliharaan di Kilang Cilacap tersebut dilakukan pada sejumlah unit di komplek kilang, yaitu unit Utilities, Fuel Oil Complex (FOC) II dan Paraxylene. Sedangkan untuk unit FOC I sudah mengalami pemeliharaan pada 2008, sehingga pada jadwal TA yang dilakukan bulan lalu, FOC I tetap beroperasi dan tetap bisa mensuplai BBM.Sesuai jadwal, TA yang direncanakan berlangsung selama kurang lebih 30 hari ini dimulai pada 1 Juli 2010 dan selesai pada 31 Juli 2010. Saat ini, semua unit yang mengalami pemeliharaan sudah kembali beroperasi.Kilang Cilacap merupakan salah satu dari 6 unit Kilang Pertamina di tanah air yang sangat strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa.Kilang ini merupakan satu-satunya kilang di tanah air saat ini yang memproduksi aspal dan base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur di tanah air.Secara garis besar, Kilang Cilacap terbagi menjadi 3 unit besar, yaitu Kilang Minyak I (FOC I), Kilang Minyak II (FOC II) dan Kilang Paraxylene. FOC I dibangun tahun 1974 dengan kapasitas semula 100.000 barrel/hari dan kemudian ditingkatkan melalui Debottlenecking project menjadi 118.000 barrel/hari.FOC I dirancang untuk memproses bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah, dengan maksud selain mendapatkan BBM sekaligus untuk mendapatkan produk Non BBM berupa bahan dasar minyak pelumas (lube oil base) dan aspal. Mengolah minyak dari Timur tengah bertujuan agar dapat menghasilkan bahan dasar pelumas dan aspal.Seiring dengan kebutuhan yang semakin meningkat, Pertamina pun membangun FOC II pada 1981 dan mulai beroperasi pada 1983 dengan kapasitas 200.000 barel/hari. Kemudian pada 1998/1999, kapasitas FOC II kembali ditingkatkan menjadi 230.000 barrel/hari. Kilang ini mengolah minyak "cocktail" yaitu minyak campuran, tidak saja dari dalam negeri juga di impor dari luar negeri. (SF)

Bagikan Ini!