Harga Minyak Mentah Penyumbang Terbesar Penerimaan Sektor ESDM 2008

Rabu, 31 Desember 2008 - Dibaca 3498 kali

JAKARTA. Harga minyak mentah yang sempat melambung tinggi menyumbang cukup nyata bagi penerimaan negara dari sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2008. Kenaikan harga minyak mentah ini membuat perkiraan realisasi penerimaan negara dari sektor ESDM melampaui dari rencana atau target yang ditetapkan pada awal tahun 2008. Selain itu juga lebih besar dibanding tahun 2007.

''Kenaikan harga minyak mendorong penerimaan sektor ESDM tahun 2008 mengalami peningkatan. Sehingga perkiraan realisasi melampaui rencana,'' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro saat memaparkan 'Kinerja Sektor ESDM Tahun 2008' di Auditorium, Departemen ESDM, Jakarta, Selasa (30/12). Menteri saat itu di dampingi sebagian besar pejabat eselon I yang juga memaparkan kinerja unit yang dipimpinnya.

Diungkapkan oleh Menteri ESDM perkiraan realisasi penerimaan negara dari sektor ESDM tahun 2008 sebesar Rp 346,347 triliun. Berdasarkan perkiraan total penerimaan negara sebesar Rp 962,5 triliun, maka kontribusi sektor ESDM sebesar 36%. Sebagian besar penerimaan dari sektor ESDM ini disumbang oleh sub sektor migas yaitu sebesar Rp 303,067 triliun atau 31,5%. Sisanya oleh penerimaan pertambangan umum sebesar Rp 42,12 triliun atau 4,4% dan penerimaan lain-lain sebesar Rp 1,159 triliun atau 0,1%.

Menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, kenaikan harga juga terjadi pada komoditi pertambangan yang memberikan sumbangan terhadap peningkatan penerimaan sektor ESDM. Selain itu juga ada kenaikan terhadap lifting minyak mentah. Namun, pengaruhnya relatif kecil dibandingkan kenaikan harga minyak mentah selama tahun 2007. ''Kontribusi terbesar masih dari sub sektor migas atau ekspor energi,'' papar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.

Jika dibandingkan dengan penerimaan tahun 2007 juga mengalami kenaikan. Pada tahun 2007 penerimaan negara dari sektor ESDM sebesar Rp 225,212 triliun atau 30,2%. Jika pada tahun 2007 ICP sebesar 69,69 USD per barel maka pada tahun 2008 melonjak menjadi 103 USD per barel. Sedang lifting minyak mentah tahun 2007 sebesar 899 ribu barel, sedang tahun 2008 sebesar 931 ribu barel. Adapun kurs tahun 2007 adalah Rp 9.093/USD, sedang tahun 2008 adalah Rp 11.500/USD.

Bagikan Ini!