Harga BBM Tidak Naik, Subsidi BBM Capai Rp 91 Triliun

Senin, 5 November 2007 - Dibaca 4547 kali

'Itu jika rata-rata ICP mencapai 72 dolar AS per barel. Sehingga pembelian atau impor BBM Indonesia adalah MOPS plus 13 dolar AS,' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menjawab pertanyaan wartawan Senin (5/11) di Jakarta usai pembukaan Kongres dan Pameran Energi Terbarukan yang berlangsung hotel Grand Hyatt.

Meski membengkak, menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, anggaran atau keuangan negara masih bisa menutupinya. Sebab baik neraca keuangan maupun cadangan devisa Indonesia masih tergolong cukup aman. Oleh sebab itu kenaikan angka subsidi BBM masih tergolong aman bagi keuangan negara.

Ditegaskan oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro hingga saat ini pemerintah tidak memilih menaikan harga BBM meski harga minyak mentah dunia terus menguat. Namun memilih terus mempercepat program konversi guna mengurangi volume konsumsi BBM bersubsidi.

Saat memberikan sambutan pada acara World Renewable Energy, Regional Congress and Exhibition 2007, diungkapkan bahwa Indonesia bukan hanya sebagai negara produsen, namun sekaligus juga sebagai konsumen atau importir energi. Kenaikan harga minyak menguntungkan sekaligus juga membuat subsidi BBM membesar.

Untuk itulah pemerintah Indonesia berusaha mengubah ketergantungan konsumsi energi pada minyak mentah ke energi terbarukan. Misalnya, mempercepat konversi minyak tanah ke elpiji. Selain itu juga mengintrodusir paradigma baru pengelolaan energi, yaitu dari Supply Side Management menjadi Demand Side Management.

Bagikan Ini!