Eksplorasi dan Produksi Migas Tetap Berjalan Kendati Harga Minyak Turun

Sabtu, 7 Februari 2009 - Dibaca 3221 kali

JAKARTA.Penurunan harga minyak tidak menyurutkan kegiatan eksplorasi dan produksi migas. Pasalnya, para pelaku usaha hulu migas sudah terbiasa menghadapi fluktuasi harga minyak mentah. Selain itu jangkauan investasi usaha hulu migas bukan dalam hitungan satu-dua tahun, namun mencapai 10 tahun hingga 20 tahun. Artinya investasi yang dilakukan saat ini baru kelihatan hasilnya 10 tahun kemudian.''Kendati harga minyak turun, kegiatan eksplorasi dan produksi migas tetap berjalan. Pelaku usaha hulu migas sudah terbiasa menghadapi resiko fluktuasi harga minyak atau harga minyak yang sulit ditebak,'' ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro dalam konferensi pers usai mengadakan pertemuan dengan KKKS Migas di Auditorium Departemen ESDM, Jakarta, Selasa (3/2).Sebagai gambaran Menteri mengungkapkan ditengah gejolak harga minyak tahun 2008 telah berhasil ditandatangani 34 kontrak hulu migas. ''Sedang tahun ini ditargetkan ada 50 kontrak,'' tutur Menteri. Dirjen Migas Evita H Legowo yang mendampingi Menteri menambahkan lelang blok migas terus akan dilakukan sebagai upaya meningkatkan produksi. Selain itu pengelolaan sumur marginal (tua) juga terus digalakan.Menteri menguraikan setelah stabil dalam kisaran 35-65 USD/barel selama kurun waktu 2004 hingga 2006, harga minyak meningkat tajam mulai Agustus 2007. Puncak harga sebesar 147 USD/barel terjadi Agustus 2008. Selanjutnya mengalami penurunan. Pemerintah memprediksi harga akan berkisar 40-60 USD/barel selama tahun 2009. ''Penurunan ini ada hikmahnya. Kendati penerimaan diprediksi menurun, namun subdidi BBM juga menurun. Namun masih tetap surplus,'' ujar Menteri.

Bagikan Ini!