Berbahaya, Menjadi Pemimpin Hanya Memikirkan Diri Sendiri

Rabu, 3 Mei 2017 - Dibaca 4805 kali

JAKARTA - Menjadi seorang pemimpin yang baik seyogyanya sudah tidak lagi memikirkan kepentingan diri pribadinya sendiri. Menjadi seorang pemimpin harus memikirkan organisasi dan anak buahnya, pemimpin harus fokus pada kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Demikian penegasan Menteria Energi Dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan saat memberikan materi kuliah umum Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklat Pim) I di Pusdiklat Lembaga Administrasi Negara. Rabu (3/5).

Menjadi pemimpin itu tidaklagi memikirkan diri sendiri tapi memikirkan organisasi yang dipimpinnya. Selain itu menjadi seorang pemimpin sebaiknya juga tidak boleh sentiment kepada seseorang karena menurut Menteri itu seperti meminum racun sendiri tapi mengharapkan orang lain yang mati. "Yang paling berbahaya itu adalah saat seorang pemimpin masih memikirkan dirinya sendiri daripada memikirkan organisasi yang dipimpinnya. Kalau saya komandan, saya akan memikirkan organisasinya dan saya memikirkan anak buah saya. Saya sendiri ada yang memikirkannya, toh rezeki tidak akan tertukar", Jonan.

Kalau kita jadi pemimpin itu, lanjut Jonan kita juga harus berunding dengan hati kita apakah kita sudah selesai dengan banyak urusan kita, karena kita harus memikirkan anak buah dan segalanya.

Selanjutnya menurut Jonan untuk menjadi seorang pemimpin setidaknya harus memiliki dua hal, satu bakat dan kedua pengalaman."Pemimpin itu menurut Menteri seperti pelukis, pelukis itu modalnya harus dua, satu bakat dan sisanya perjalanan hidup. Tidak ada orang memimpin itu yang belajar dari bangku sekolah," jelas Jonan.

Sebagai penutup Jonan mengatakan, jika kita ingin Indonesia berubah, maka perubahan harus dimulai dari kita sendiri diri."Kalau kita mau Indonesia berubah, maka kita sendiri harus merubah sikap atau perilaku seperti yang kita harapkan. Jangan ngomonganya apa harapannya apa dan sikapnya beda," tutup Jonan. (SF)

Bagikan Ini!