Bantuan Sumur Bor, Masyarakat Tidak Lagi Mengambil Air Sejauh 2 Km

Jumat, 6 April 2018 - Dibaca 5720 kali

TASIKMALAYA - Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan meresmikan 24 Unit Sarana Air Bersih Melalui Sumur Bor di Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Pemerintah Daerah setempat beserta masyarakat Tasikmalaya khususnya yang tinggal di wilayah rawan krisis air bersih menyambut gembira datangnya bantuan dari pemerintah ini. Dahulu, sebelum mendapatkan bantuan sarana air bersih berupa sumur bor, masyarakat harus berjalan sekitar 2 km untuk mendapatkan air yang seringkali tidak layak di konsumsi saat musim kemarau.

Dari beberapa desa yang rawan krisis air bersih adalah Desa Tanjungkerta. Desa Tanjungkerta terbagi 3 dusun. Dimusim hujan melimpah air. Namun dimusim kemarau, kebutuhan banyak tapi pasokan berkurang akibat kemaru.

"Di musim kemarau kebutuhan akan air bersih banyak, jika musim kemarau datang, mereka membutuhkan bantuan dan membeli air tangki. Selama 4 bulan kemarau berjalan susah. Masyarakat memanfaatkan sisa air di kali untuk mencuci. Dengan adanya bantuan sumur bor alhamdulilah. 5.000 lebih penduduk untuk satu desa ini", ujar Kasie Pelayanan Desa Tanjung, Jajat Sudrajat (50th).

Ia menambahkan, "jika musim kemarau datang maka sawah akan kering, Sekarang masih ada hujan. Seminggu saja ga hujan susah. Sumur bor 40 meter ga naik. Air sungai klo kemarau. 2 kilo jarak ke sungai".

Sementara itu, Ibu Paah (40 th) Warga Desa Tanjungkerta menambahkan, "Kalau musim kemarau susah nyuci. Klo buat air minum nunggu bantuan mobil tangki. Kadang 2x sehari datagnya antri. Jalan kaki ambil air. Jauh setengah jam. Ada jalan setapak. Sekitar 2km,"jelas Paah.

Kesulitan masyarakat mendapatkan air mendapat respon positif dari Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Tahun 2017 yang lalu, Badan Geologi membangun sarana air bersih berupa 3 unit sumur bor sebanyak 3 unit yang tersebar, 1 Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Desa Padawaras, Kecamatan Cipatujah dan Desa Girikencana, Kecamatan Parungponteng.

Mengingat wilayah di Provinsi Jawa Barat khususnya Tasikmalaya masih terdapat lokasi yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih, maka Kementerian ESDM pada tahun 2018 akan tetap mengalokasikan program kegiatan pengeboran air tanah di wilayah yang mempunyai potensi untuk dilakukan pengembangan pemanfaatan air tanah sesuai dengan kondisi geologinya termasuk di Tasikmalaya.

"Tahun depan untuk kota Tasikmalaya akan dibangun 2 unit sumur bor, Kabupaten Tasikmalaya ada 2, tetapi kalau Bapak Bupati mengatakan perlu tambahan lagi juga boleh selama itu relevan maka akan kita kerjakan,"ujar Jonan usai meresmikan 24 Unit Sarana Air Bersih Melalui Sumur Bor di Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya hari ini, Kamis (5/4).

Wakil Bupati Tasikmalaya, Ade Sugiharto mengatakan, kemampuan Pemerintah Daerah untuk menyediakan air bersih masih minim sehingga sampai saat ini masih terdapat 60% masyarakat Tasikmalaya yang masih memanfaatkan air hujan dan air kotor untuk memenuhi kebutuhannya. "Kemampuan Pemerintah Tasikmalaya belum mampu menyediakan air bersih bagi masyarakatnya di hampir 10 kecamatan karena itu rencana Pemerintah untuk kembali mengalokasikan bantuan bagi masyarakat Tasikmalaya sumur bor 2 unit dengan kemungkinan penambahan 2 unit lagi itu sangat membantu kita semua...kita tidak lagi harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan air bersih," ujar Ade. (SF)

Bagikan Ini!