Arcandra Beberkan Kunci Beradaptasi dengan Zaman

Minggu, 8 April 2018 - Dibaca 1774 kali

PEKANBARU - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengungkapkan 3 (tiga) kunci utama yang harus dimiliki bagi eksistensi dan tetap berkembangnya sebuah organisasi di era gempuran teknologi dan informasi saat ini. Pertama, menguasai teknologi, kedua, memiliki visi ke depan dan berkontribusi konkrit, serta ketiga, menjadi human capital bukan lagi human resources.

Saat menjadi pembicara kunci pada Musyawarah Besar V Persatuan Keluarga Daerah Piaman 2018 di Pekanbaru, Riau, Sabtu (7/4), Arcandra mengajak organisasi kedaerahan untuk terus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman agar tidak tergerus arus perubahan.

"Ada organisasi kedaerahan yang sangat kuat pada masanya di Indonesia, ada, tapi organisasi mana yang mampu untuk bertahan? Organisasi yang mampu beradaptasi dengan perubahan. Ke depan adalah masa di mana teknologi memegang peranan penting," ujarnya.

Kunci pertama dalam beradaptasi adalah penguasaan teknologi. Arcandra menyebutkan ke depan adalah masa di mana teknologi memegang peranan penting. "Yang akan selalu ada itu adalah perubahan, sampai akhir zaman nanti. Manusia itu akan berubah, kemungkinan culture kita juga akan berubah," lanjutnya.

Kunci kedua, memiliki visi ke depan dan berkontribusi konkrit. Setelah menguasai teknologi, tentunya harus mampu menyumbangkan ilmu, kemampuan, dan pengalamannya untuk negeri, memberikan sumbangsih dan kontribusi untuk membangun tanah air.

"Paradigma ke depan adalah lebih menekankan kepada ini mau ke mana, apa yang mau kita sumbangkan yang riil. Untuk melakukannya, caranya menuntut ilmu, dapatkan kemampuan, dan merantaulah. Jika sudah punya pengalaman dan punya kesempatan buat negara, pulang," tegasnya.

Kunci ketiga, seperti yang pernah disampaikan dalam beberapa kesempatan, Arcandra mengingatkan peserta Mubes V PKDP 2018 untuk menjadi seorang human capital, bukan lagi human resources.

"Kita sekarang tidak bicara lagi tentang human resources, sumber daya manusia, bahasa itu sudah ditinggalkan. Sekarang namanya human capital. Kalau human resources manusia digunakan, diperintah, tapi kalau human capital, manusia yang aktif, manusia yang berbuat. Itu yang dinamakan dengan human capital," pungkas Arcandra. (DKD)

c-WhatsApp%20Image%202018-04-07%20at%206

Bagikan Ini!