3 Tahun Kinerja Sektor ESDM: Program Mitigasi Bencana Geologi

Kamis, 26 Oktober 2017 - Dibaca 2230 kali

Sejarah mencatat Indonesia merupakan negara yang akrab dengan bencana alam, baik itu gempa bumi, letusan gunung api, gerakan tanah, hingga tsunami. Akrabnya Indonesia dengan bencana alam berupa gempa bumi dan letusan gunung api disebabkan letak geografis Indonesia yang berada di antara tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik. Kondisi tersebut yang menyebabkan Indonesia masuk pada jalur Pacific Ring of Fire atau cincin api Pasifik yang merupakan jalur pegunungan aktif. Dengan demikian, keterlibatan Pemerintah dalam mitigasi bencana untuk meminimalisir telah menjadi perhatiaan utama Pemerintah. Mitigasi adalah suatu upaya meminimalkan resiko yang pasti terjadi, tugas pemerintah adalah melindungi masyarakat.

Badan Geologi sebagai lembaga pemerintah yang bertugas untuk menyiapkan peta rawan bencana geologi, mempunyai kewajiban dan bertanggung jawab untuk menyampaikan potensi kebencanaan yang setiap saat bisa mengancam jiwa masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana. Laporan aktivitas kegeologian terkait kebencanaan secara rutin diberikan Menteri ESDM, Ignasius Jonan kepada Pemerintah Daerah hingga Kecamatan pada awal bulan. Laporan tersebut diharapkan dapat menjadi perhatian dan dapat ditindaklanjuti.

Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral melalui Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, secara rutin menerbitkan peta prakiraan kerentanan gerakan tanah yang berisi informasi daerah-daerah yang berpotensi longsor per kabupaten/kota, khusus yang berada di Pulau Jawa. Informasi yang disampaikan tersebut lebih detail dan terperinci agar memudahkan para pimpinan Daerah dan instansi terkait mengantisipasi terjadinya bencana geologi.

Hingga September 2017, Badan Geologi telah menerbitkan 11 laporan data dan informasi hasil penyelidikan, penelitian dan hasil rancang bangun kegunungapian dan kebencanaan geologi. Sebanyak 19 Peta Geologi dan Peta Kawasan Rawan Bencana Geologi juga telah diluncurkan. Terkait mitigasi, sebanyak 90 Rekomendasi Teknis Mitigasi Bencana Geologi juga telah disampaikan. Rekomendasi ini terdiri dari erupsi gunungapi, gempa bumi, tsunami dan gerakan tanah. Layanan Informasi mitigasi bencana geologi juga telah dilakukan di 11 kabupaten.

Selain itu, yang membanggakan adalah hadirnya Aplikasi MAGMA Indonesia (Multiplatform Application for Geohazard Mitigation and Assessment in Indonesia) yang memberikan terobosan dalam pemberian informasi untuk pencegahan bencana. Aplikasi ini dibangun dan dikembangkan secara mandiri oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM sejak tahun 2015. Aplikasi MAGMA Indonesia menorehkan prestasi dengan meraih Top 40 Inovasi Pelayanan Publik 2017.

Melalui MAGMA, masyarakat mendapatkan informasi terkait kebencanaan geologi secara real time. Sumber informasi dan status kebencanaan yang berada di aplikasi ini didapat langsung dari tim pengamat di lapangan yang telah melalui proses verifikasi sehingga informasi yang disajikan valid dan faktual. Informasi yang disajikan dalam MAGMA dapat menjadi referensi awal terkait ancaman potensi bencana. Sehingga peran MAGMA menjadi penting sebagai sentra informasi kebencanaan geologi dan dapat membantu meminimalisir risiko bencana di masyarakat.(AS)

Bagikan Ini!