![](/assets/imagecache/bodyView/arsip-berita-wamen-esdm-ungkap-strategi-kedaulatan-energi-indonesia-2lhy70x.jpeg)
Wamen ESDM Ungkap Strategi Kedaulatan Energi Indonesia
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
NOMOR:508.Pers/04/SJI/2019
Tanggal:
15 Agustus 2019
Wamen ESDM Ungkap Strategi Kedaulatan Energi Indonesia
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) terus mendorong terwujudnya pengelolaan energi dan sumber daya alam yang
berdaulat. Tujuannya adalah agar kita mampu memenuhi kebutuhan energi nasional
tanpa bergantung dengan negara lain. "Kedaulatan energi ini intinya adalah
mampukah kita menyediakan energi dari dalam negeri. Bukan bergantung pada
impor". Kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar
saat mengisi kuliah umum di depan para mahasiswa baru Universitas Negeri
Sebelas Maret (UNS), di Surakarta, Rabu (14/8).
Saat ini kebutuhan Indonesia akan bahan bakar minyak (BBM)
sudah mencapai 1,4 juta barel per hari. Dengan produksi sekitar 760 ribu barel
per hari dan sisanya dipenuhi melalui impor. "Untuk itu diperlukan strategi,
kalau bergantung dari luar, kemungkinan akan terjadi krisis energi apabila ada
rantai supply yang terganggu", papar Arcandra.
Pemanfaatan listrik sebagai pengganti BBM untuk kendaraan
bermotor (mobil listrik) merupakan salah satu cara yang digunakan oleh
negara-negara maju dalam mengurangi ketergantungan akan minyak mentah sebagai
bahan bakar.
Dengan adanya mobil listrik, diharapkan masyarakat dapat beralih dari yang semula menggunakan kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik.
"Jadi strateginya apa? mau gak nanti pake motor listrik? mau gak menggunakan kompor listrik atau takut gak menggunakan bis listrik? Karena di negara maju sudah menggunakan listrik semua," jelas Arcandra.
Kondisi kelistrikan Indonesia untuk menyambut era mobil listrik sudah sangat mencukupi. Untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, menurut Arcandra kita punya margin 20-30% antara kondisi peak dan supply. Hal ini, dapat dimanfaatkan untuk penggunaan mobil listrik secara umum.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk digunakan sebagai energi alternatif untuk pembangkit listrik. Seperti misalnya penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Kementerian ESDM dalam beberapa tahun terakhir gencar mensosialisasikan PLTS atap atau rooftop untuk dapat dipasang di gedung-gedung perkantoran dan di rumah - rumah pribadi yang ada.
"Kita sekarang mendorong agar tempat-tempat itu dipasang PLTS. Rumah Pak Menteri, rumah saya, rumah para Eselon 1 dan kantor ESDM yang dimungkinkan untuk dipasang PLTS kita pasang. Kemudian ESDM juga mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM. Sehingga nanti, PLTS yang dipasang di rumah itu bisa mengurangi tagihan listrik PLN," terang Arcandra.
Kedepan, Arcandra berharap bahwa Indonesia juga bisa memanfaatkan panas bumi atau geothermal sebagai pembangkit listrik (PLTP). Menurutnya, jenis EBT yang saat ini bisa menyaingi batubara sebagai pembangkit listrik salah satunya adalah geothermal. "Karena PLTP itu dapat hidup sepanjang hari. Jangan sampai negara kita yang sangat kaya akan geothermal, tetapi malah tidak optimal penggunaannya." Kata Wamen Arcandra sekaligus menutup kuliah umumnya. (DOY)
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama
Agung Pribadi
Bagikan Ini!