Serap Dana Rp 1,5 T, PLTA Musi Resmi Operasi
Menurut laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi memiliki kapasitas 210 MW (3 x 70 MW). "Ini merupakan PLTA type run off river yang memanfaatkan aliran sungai Musi dan pembuangan akhir ke sungai Simpang Aur,'' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.
Sedang biayanya mencapai US$ 159 juta atau setara dengan Rp. 1,5 triliun, terdiri dari pinjaman lunak dari Asian Development Bank (ADB) setara dengan Rp. 1,4 triliun, APBN sebesar Rp. 245 miliar dan APLN (Anggaran PT PLN) sebesar Rp. 113 miliar. Pembangunan proyek ini terjadi setelah terbit Keppres 64/2000 yang mencabut Keppres 39/1997.
Menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, pembangunan proyek ini telah melibatkan sebanyak 1300 tenaga kerja. Sedang saat operasi membuka kesempatan kepada 60 tenaga kerja. "Selain itu juga menciptakan lapangan kerja informal dan pendukung lainnya,'' papar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Pembangunan proyek juga telah memberikan kotribusi nyata bagi masyarakat sekitar.
Beroperasinya PLTA Musi, menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, akan semakin memperkuat pasokan listrik di wilayah Sumatera. Terlebih lagi untuk wilayah Sumatera bagian Selatan dan Tengah yang sekitar 60 persen pasokan listriknya dipenuhi dari PLTA. "Jadi ada ketergantungan pada cuaca, karena saat kemarau, misalnya produksi mengalami penurunan akibat turunnya muka air,'' ujarnya.
Diungkapkan pula, untuk sistem Sumatera sebenarnya tinggal membutuhkan jaringan 150 KV sepanjang 140 km agar terinterkoneksi. Saat ini pembangunannya tengah berlangsung. "Diharapkan akhir tahun 2007 seluruh pulau Sumatera akan terinterkoneksi dalam satu sistem kelistrikan,'' paparnya. Dengan demikian kondisi ini akan semakin memperkuat ketahanan energi di Sumatera.
Bagikan Ini!