PT Inalum, Investasi Terbesar Jepang di Indonesia

Senin, 27 Mei 2024 - Dibaca 605 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 293.Pers/04/SJI/2024

Tanggal: 27 Mei 2024

PT Inalum, Investasi Terbesar Jepang di Indonesia

Berangkat dari besarnya sumber energi air di Danau Toba yang dimiliki Indonesia, Pemerintah Jepang melalui Nippon Koei Co., Ltd mulai melakukan studi kelayakan untuk memanfaatkannya sebagai sumber energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Guna memanfaatkannya sebagai sumber energi, tahun 1976 didirikanlah perusahaan patungan antara Pemerintah Indonesia (60%) dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. (40%) untuk mengelola Proyek Asahan.

"Keberadaan PT Inalum di Indonesia pada tahun 1976 karena adanya ketersedian sumber energi air di Danau Toba yang besar dan belum termanfaatkan. Maka didirikanlah PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang ditandai dengan Penandatanganan Master Agreement antara Pemerintah Indonesia dan konsorsium Jepang, Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. (NAA) yang berbasis di Tokyo," ujar kepala grup smelter PT Inalum Ismadi mengawali sejarah berdirinya PT Inalum di Indonesia, Kamis (23/5).

Ismadi menagungkapkan, investasi untuk mendirikan PT Inalum pada tahun 1976 itu merupakan investasi terbesar Pemerintah di Jepang di Indonesia. "Pendirian PT Inalum yang merupakan kerja sama Indonesia-Jepang merupakan investasi terbesar Jepang pada saat itu yakni sebesar 411 miliar yen yang belum terpecahkan rekornya hingga saat ini," tambah Ismadi.

Proyek konstruksi PT Inalum dimulai pada tahun 1976, selesai dan mulai beroperasi pada tahun 1983. "Kurang lebih 7 tahun untuk membangun, baik peleburan maupun pembangkit selama 7 tahun dari proses feasibility study sampai pabrik itu berjalan," terang Ismadi.

Sesuai perjanjian, setelah 30 tahun beroperasi sejak tahun 1983 maka pada tahun 2013 diserah terimakannlah PT Inalum kepada Pemerintah Indonesia sesuai harga yang sudah disepakati Pemerintah Indonesia dengan Jepang.

"Sesuai dengan perjanjian dengan Pemerintah Indonesia, 30 tahun setelah pabrik operasi itu ada perjanjian untuk diserah terimakan dengan harga sesuai kesepakatan dua belah pihak. Saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membentuk tim untuk mengakusisi PT Inalum dan tahun 2014 akuisisi selesai, resmi PT Inalum menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan bergabung menjadi holding pada tahun 2017," urai Ismadi.

Saat ini PT Inalum memperkerjakan 4.000 pegawai yang 80%nya merupakan warga sekitar baik organik maupun non organik.

"Jumlah personil kita saat ini kurang lebih 1820 orang yang organik, organik dalam artian pegawai inalum ini ya tetap gitu ya kemudian yang anorganik itu tenaga sourcing alidaya dan sebagainya ada 1970 jadi kurang lebih hampir 4.000 orang tenaga kerja yang bekerja di di Inalun dengan 80% merupakan warga sekitar PT Inalum," ungkap Ismadi. (SF)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agus Cahyono Adi

Bagikan Ini!