Produksi Minyak Global Turun, ICP Januari USD 56,55 Per Barel

Senin, 4 Februari 2019 - Dibaca 1240 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 0093.Pers/04/SJI/2019

Tanggal: 4 Februari 2019

Produksi Minyak Global Turun, ICP Januari USD 56,55 Per Barel

Harga Minyak Mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) mengalami kenaikan pada bulan Januari 2019 dibandingkan ICP Desember 2018 (USD 54,81 per barel), menjadi USD 56,55 per barel, atau naik sebesar USD 1,74 per barel.

Kenaikan juga terjadi pada harga minyak nasional Sumatera Light Crude (SLC) menjadi USD 57,46 per barel. SLC naik sebesar USD 1,83 per barel dari bulan Desember yang mencapai USD 55,63 per barel.

Tim harga minyak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, peningkatan harga ICP dan SLC tersebut sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Januari 2019 bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Untuk periode tersebut, tercatat Dated Brent naik sebesarUSD 2,07 per barel dari USD 57,39 per barel menjadi USD 59,46 per barel. Brent (ICE) naik USD 2,57 per barel dari USD 57,67 per barel menjadi USD 60,24 per barel.

Sementara WTI (Nymex) naik USD 2,57 per barel dari USD 48,98 per barel menjadi USD 51,55 per barel. Kemudian, Basket OPEC naik sebesar USD 1,68 per barel dari USD 56,94 per barel menjadi USD 58,62 per barel.

Kenaikan harga minyak mentah dunia ini dipengaruhi laporan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang mencatat adanya penurunan produksi minyak dari negara-negara OPEC maupun Non-OPEC sebesar 1,27 juta barel per hari (bph) yang berlaku sejak Januari 2019 serta turunnya pasokan minyak mentah global pada bulan Desember 2018 sebesar 350 ribu bph.

Bahkan, ekspor minyak mentah Arab Saudi sebagai salah satu anggota OPEC di bulan Desember 2018 turun sebesar 639 ribu bph menjadi 7,5 juta bph dibanding bulan sebelumnya.

OPEC juga mencatat penurunan jumlah rig minyak global pada bulan Desember 2018 dari 1.944 rig menjadi 1.911 rig (turun 33 rig). Berdasarkan laporan Baker Hughes di bulan Januari 2019, Jumlah rig minyak di Amerika Serikat pada bulan Januari 2019 mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Desember 2018 sebesar 23 rig, dari 885 rig menjadi 862 rig.

Di samping itu, berakhirnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China setelah kedua negara melakukan pertemuan di Beijing adalah salah satu faktor pemicu peningkatan harga minyak mentah di kawasan Asia.

Hal ini sejalan juga dengan pengenaan sanksi Amerika Serikat kepada Perusahaan Minyak Venezuela yang dapat menyebabkan tertundanya pemulihan produksi negara tersebut. (NA)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Bagikan Ini!