Penandatanganan 12 Kontrak Hulu Migas, 3 Kontrak CBM, 4 GSA dan 1 HoA pada Acara IPA ke 33
Selasa, 5 Mei 2009 - Dibaca 5769 kali
| DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIASIARAN PERSNOMOR : 30/HUMAS DESDM/2009Tanggal : 05 Mei 2009SEBANYAK 12 KONTRAK HULU MINYAK DAN GAS BUMI, 3 KONTRAK COAL BED METHANE (CBM), 4 GAS SALES AGREEMENT (GSA) DAN 1 HEAD OF AGREEMENT (HoA) DI TANDATANGANI PADA ACARA IPA KE 33 |
| Sebanyak 12 kontrak bidang Hulu Minyak dan Gas Bumi, 3 kontrak Coal Bed Methane (CBM) dan 4 Gas Sale Agreement (GSA) serta 1 Head of Agreement (HoA) di tandatangani bersamaan pembukaan Pertemuan dan Pameran Tahunan Indonesia Petroleum Association (IPA) ke 33 di Jakarta Convention Centre (JCC), Selasa (5/5/2009). Penandatanganan disaksikan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan didampingi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro.Untuk 12 kontrak Hulu Migas dan 3 kontrak CBM komitmen total investasi selama 3 tahun pertama sebesar USD 219.1 juta dan menyerap hampir 2.000 tenaga kerja. Total Bonus Tandatangan (Signature Bonus) yang akan diterima langsung oleh negara sebesar USD 26.85 juta. Sedang untuk 4 GSA dan 1 HoA nilai proyeknya sebesar USD 1,156 juta dengan kesempatan kerja untuk konstruksi dan operasi mencapai 1200 orang. Penandatanganan ini menambah Wilayah Kerja Eksplorasi Migas di Indonesia dari 107 menjadi 119. Penandatangan ini menunjukkan masih tingginya minat investor hulu migas terhadap Indonesia. Indonesia memiliki kondisi geologi yang tergolong menarik bagi investor. Dari 60 cekungan hydrokarbon saat ini sebanyak 16 diantaranya telah terbukti menghasilkan produksi minyak dan gas. Masih terdapat peluang besar bagi investor untuk dapat menemukan lapangan migas di Indonesia.Industri Hulu Migas memang memiliki peran yang strategis bagi Indonesia. Selain memiliki kontribusi bagi penerimaan negara, juga penyedia lapangan kerja serta menarik investasi. Namun Indonesia mengahadapi tantangan tidak ringan dalam bidang Hulu Migas. Diawali terjadinya penurunan produksi secara alamiah pada tahun 1995, krisis keuangan 1997 serta transisi politik di dalam negeri, berpengaruh langsung terhadap investasi bidang Hulu Migas. Kendati demikian, upaya menahan laju produksi terus dilakukan. Seperti lelang Wilayah Kerja Eksplorasi Migas baru dan mengundang investor untuk mengusahakan eksplorasi, pengembangan dan produksi lapangan Migas di Indonesia. Terlebih lagi, penemuan migas Blok Cepu dan Blok Tangguh serta pengelolaan sumur marginal berhasil menahan penurunan laju produksi Migas nasional. Setidaknya ada tiga tantangan utama bidang Hulu Migas. Pertama bagaimana menghadapi penurunan produksi alami. Kedua mempercepat waktu eksplorasi untuk menghasilkan produksi migas. Ketiga mempertahankan iklim investasi migas agar tetap menarik minat investor. Langkah ini pada gilirannya diharapkan sekaligus bisa meningkatkan cadangan terbukti migas Indonesia.Selain sumber daya minyak dan gas bumi, Indonesia juga memiliki sumber daya CBM dan batubara yang cukup besar sebagai sumber energi. Berdasarkan data, sumber daya CBM mencapai 453,3 TCF yang tersebar pada 11 cekungan hydrokarbon. Dari sumber daya tersebut cadangan CBM sebesar 170,07 TCF, yang terdiri dari cadangan terbukti sebesar 112,47 TCF dan cadangan potensial sebesar 57,60 TCF. Dengan demikian, ini akan menjadi peluang investasi penting di dalam pengelolaan sumber daya alam.Kendati menghadapi tantangan, sub sektor Migas tetap memiliki peran strategis bagi Indonesia. Pada kurun waktu 2004-2008 penerimaan migas tumbuh dari Rp 108 triliun menjadi Rp 304 triliun, seiring dengan menguatnya harga minyak. Sedang kontribusi bagi penerimaan negara naik dari 26,8 % menjadi 31,6 %. Sub sektor migas memiliki peran yang terbesar dari Sektor ESDM bagi penerimaan negara.Secara umum, kontribusi Sektor ESDM bagi penerimaan negara tahun 2008 meningkat 55,2 % dibanding 2007. Untuk investasi berkontribusi sebesar USD 18,6 miliar atau meningkat 18,3% dan mampu meningkatkan kesempatan kerja 1 % pada tahun 2008 dibanding 2007. Selain itu juga mendorong pertumbuhan perbankan nasional melalui transaksi KKKS sebesar USD 77,3 juta serta mendapat Penghargaan dari BPK atas capaian serapan APBN sebesar 92,21%.Indonesia tengah menyiapkan langkah strategis untuk mengamankan pasokan dan keamanan energi. Mengacu kepada pengalaman negara-negara maju, Indonesia menekankan perlunya menyiapkan insfrastruktur energi serta perencanaan dan pengembangan sumber energi di dalam negeri. Investasi bidang Hulu Migas, CBM dan pencairan batubara merupakan langkah strategis mengamankan pasokan dan keamanan energi tersebut.Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah dengan menganekaragamkan bauran sumber energi, konservasi serta mengalihkan subsidi harga energi ke subsidi langsung untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Subsidi Minyak Tanah terus dikurangi, peningkatan Bahan Bakar Nabati yang sudah diatur dengan Kebijakan Mandatory serta membangun budaya hemat energi di masyarakat.Download Lampiran |
| Kepala Biro Hukum dan Humas Sutisna Prawira |
Bagikan Ini!