Menteri ESDM Targetkan Pipa Gas Dumai-Sei Mangke Rampung Tahun 2027
Jumat, 5 Januari 2024 - Dibaca 4119 kali
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
NOMOR: 3.Pers/04/SJI/2024
Tanggal: 5 Januari 2024
Menteri ESDM Targetkan Pipa Gas Dumai-Sei Mangke Rampung Tahun 2027
Pembangunan transmisi pipa gas bumi merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa pemerintah membidik proyek pipa gas bumi Dumai - Sei Mangkei sepanjang 400 KM akan selesai pada tahun 2027. "Tahun 2024 ini sedang tahap penyiapan," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (5/1).
Arifin menyebutkan penyelesaian proyek pipa gas Dumai - Sei Mangke tersebut merupakan bagian dari upaya antisipasi kelebihan gas bumi, dimana ada potensi gas besar di Laut Andaman. Sehingga akan bisa dimanfaatkan untuk industri-industri yang membutuhkan gas bumi.
"Jadi nanti kalau ada gas itu, selain nanti untuk bikin pabrik pupuk dan juga petrochemical di lhokseumawe (Aceh) dan area yang sekarang," tuturnya.
Total anggaran yang akan dipakai untuk pembuatan pipa gas Dumai-Sei Mangke sebesar Rp6,6 triliun, dan akan menyalurkan potensi gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatera.
Lebih lanjut Arifin mengatakan jika proyek pipa gas Dumai - Sei Mangke sudah selesai, maka jaringan pipa gas bumi akan tersambung dari Aceh hingga Jawa Timur. Seiring dengan penyelesaian ruas pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I yang telah selesai pada tahun 2023 dan pipa gas bumi Cisem Tahap II yang dijadwalkan rampung tahun 2025.
Jika infrastruktur gas bumi sudah tersambung, sambungnya, maka masyarakat juga akan menerima manfaat dari hal tersebut, karena bisa dimanfaatkan untuk pembangunan jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga di jalur pipa gas bumi, untuk mengungari ketergantungan LPG.
"Ini ke depannya yang kita bikin mudah, sehingga affordable buat masyarakat, dan harganya bisa kompetitif dan bisa lebih murah dibandingkan dengan LPG," jelasnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa pemerintah membidik proyek pipa gas bumi Dumai - Sei Mangkei sepanjang 400 KM akan selesai pada tahun 2027. "Tahun 2024 ini sedang tahap penyiapan," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (5/1).
Arifin menyebutkan penyelesaian proyek pipa gas Dumai - Sei Mangke tersebut merupakan bagian dari upaya antisipasi kelebihan gas bumi, dimana ada potensi gas besar di Laut Andaman. Sehingga akan bisa dimanfaatkan untuk industri-industri yang membutuhkan gas bumi.
"Jadi nanti kalau ada gas itu, selain nanti untuk bikin pabrik pupuk dan juga petrochemical di lhokseumawe (Aceh) dan area yang sekarang," tuturnya.
Total anggaran yang akan dipakai untuk pembuatan pipa gas Dumai-Sei Mangke sebesar Rp6,6 triliun, dan akan menyalurkan potensi gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatera.
Lebih lanjut Arifin mengatakan jika proyek pipa gas Dumai - Sei Mangke sudah selesai, maka jaringan pipa gas bumi akan tersambung dari Aceh hingga Jawa Timur. Seiring dengan penyelesaian ruas pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I yang telah selesai pada tahun 2023 dan pipa gas bumi Cisem Tahap II yang dijadwalkan rampung tahun 2025.
Jika infrastruktur gas bumi sudah tersambung, sambungnya, maka masyarakat juga akan menerima manfaat dari hal tersebut, karena bisa dimanfaatkan untuk pembangunan jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga di jalur pipa gas bumi, untuk mengungari ketergantungan LPG.
"Ini ke depannya yang kita bikin mudah, sehingga affordable buat masyarakat, dan harganya bisa kompetitif dan bisa lebih murah dibandingkan dengan LPG," jelasnya.
Diperkirakan akan ada penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) di Cisem sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai-Sei Mangke sebanyak 600 ribu SR. Dari angka tersebut akan mengurangi subsidi LPG 3 kg sebanyak Rp630 miliar per tahun, dan akan menghemat devisa impor LPG sebesar Rp1,08 triliun per tahun. (DAN)
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama
Agus Cahyono Adi
Bagikan Ini!