Jalur Distribusi Terputus, Penyaluran LPG Terapkan Pola Distribusi Alternatif
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melakukan upaya percepatan pemulihan distribusi Liquified Petroleum Gas (LPG) di wilayah terdampak bencana, khususnya di Provinsi Aceh. Langkah ini sekaligus memantau dan menindaklanjuti laporan kemacetan dan antrean di beberapa titik layanan.
"Kami terus lakukan upaya ekstra di Aceh karena beberapa jalur distribusi utama masih terputus. Sementara di Sumatera Barat dan dan Sumatera Utara, penyaluran LPG berangsur membaik," ujar Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Rudy Sufahriadi di Jakarta, Senin (15/12).
Berdasarkan data lapangan, rata-rata penyaluran LPG di Provinsi Aceh pada periode 1-13 Desember 2025 tercatat sebesar 301 metrik ton (MT) per hari. Dari jumlah tersebut, LPG Public Service Obligation (PSO) atau elpiji bersubsidi disalurkan rata-rata 247 MT per hari, sementara LPG non-PSO mencapai 53 MT per hari. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan pada penyaluran LPG non-PSO dibandingkan kondisi normal yang rata-rata hanya sekitar 23 MT per hari.
Salah satu kendala utama adalah terputusnya jalur distribusi dari Terminal LPG Arun menuju Aceh Besar. Untuk mengatasi hambatan akses ini, Tim Siaga Bencana ESDM menerapkan pola distribusi alternatif agar pasokan ke masyarakat tetap terjaga dan antrean dapat diminimalkan.
"Penyaluran LPG Bright Gas untuk wilayah terisolir, seperti Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tengah dilakukan menggunakan jalur udara (sling load) dengan helikopter milik BNPB," jelas Rudy.
Untuk Sumatera Barat, selama periode 1-13 Desember 2025, penyaluran LPG tercatat berada di atas kondisi normal. Rata-rata penyaluran mencapai 516 metrik ton (MT) per hari, sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata harian normal sebesar 506 MT per hari. Jumlah tersebut terdiri atas LPG PSO sebesar 492 MT per hari dan LPG non-PSO sebesar 24 MT per hari.
Di Sumatera Utara, rata-rata penyaluran LPG mencapai 1.773 Metrik Ton (MT)/hari, meningkat dari rata-rata harian normal sebesar 1.663 MT per hari. Angka tersebut, merupakan gabungan dari rata-rata penyaluran LPG PSO sebesar 1.741 MT per hari dan LPG non-PSO 32 MT per hari.
Lebih lanjut, Rudy menjelaskan bahwa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Energi (SPBE) di tiga provinsi tersebut sudah beroperasi seluruhnya, Aceh 11 SPBE, Sumatera Utara 46 SPBE, dan Sumatera Barat 14 SPBE. Sedangkan untuk Sumatera Barat dan Sumatera Utara, agen sudah beroperasi seluruhnya, yakni sebanyak 172 dan 383, dan Provinsi Aceh masih ada 14 agen yang belum beroperasi dan 119 agen yang sudah beroperasi.
Direktur Utama PT. Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, setelah pembukaan Posko Nasional Sektor ESDM di Jakarta, Senin (15/12), mengatakan bahwa Pertamina pada awalnya mengoperasikan dua kapal roro (roll-on/roll-off) dengan rute Lhokseumawe ke Banda Aceh, dan akan menambahkan satu kapal lagi untuk memasok LPG ke Banda Aceh.
"Selain itu, hari ini kami juga memberangkatkan lima truk tanki dari Dumai, Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan) dan juga dari Jawa Barat menuju ke Lhokseumawe. Ini untuk melakukan tambahan pasokan ke Banda Aceh. Menyusul ke depan, ini sudah ada tambahan sembilan truk tanki yang kita antar ke Lhokseumawe untuk melakukan tambahan pasokan ke Banda Aceh dan sekitarnya," pungkasnya. (DAN)
Bagikan Ini!