Dorong Eksplorasi Mineral Indonesia, Kementerian ESDM Jalin Kerja Sama Trilateral

Selasa, 15 Oktober 2024 - Dibaca 566 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 581.Pers/04/SJI/2024

Tanggal: 15 Oktober 2024

Dorong Eksplorasi Mineral Indonesia, Kementerian ESDM Jalin Kerja Sama Trilateral

Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) memulai kerja sama strategis dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Kyoto, Jepang, untuk meningkatkan kedaulatan sumber daya alam. Dengan tujuan meningkatkan pemanfaatan potensi mineral yang ada di Indonesia secara strategis, kolaborasi ini berkonsentrasi pada pengembangan teknologi eksplorasi mineral yang lebih canggih.

Kepala PSDMBP Agung Pribadi, menyampaikan bahwa kerja sama trilateral ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam bidang eksplorasi mineral, sehingga Indonesia dapat lebih mandiri dalam mengelola sumber daya alamnya. Bahkan, Agung mengatakan pihak akan berusaha sebaik mungkin menyukseskan penyelidikan tersebut.

"Kita akan berusaha sebaik mungkin menyukseskan penyelidikan ini, antara lain dengan menyediakan sampel-sampel batuan yang diperlukan, seperti yang telah diambil dari beberapa lokasi di Indonesia, yaitu dari daerah Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Utara," ujarnya saat menghadiri rapat pembahasan kerja sama Trilateral yang berlangsung di Ruang Rapat Korundum, Gd. A.F. Lasut X, Lantai 2, PSDMBP, Bandung, Senin, (14/10).

Rapat ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penyelidikan bersama yang telah dimulai sejak penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Badan Geologi dan ITB pada 11 Agustus 2023. Kerja sama ini mencakup bidang eksplorasi sumber daya, terutama mineral, yang memiliki potensi strategis di Indonesia.

Di sisi lain, ITB telah lama bekerja sama dengan Universitas Kyoto untuk mengembangkan teknologi eksplorasi energi panas bumi di Indonesia. Di bawah skema SATREPS (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development), yang didanai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Japan Science and Technology Agency (JST), proyek BAGUS (Beneficial and Advance Geothermal Use System) telah melibatkan kedua universitas ini sejak April 2015.

Salah satu hasil yang paling menonjol dari kerja sama ini adalah publikasi ilmiah yang berisi temuan-temuan terbaru dalam bidang eksplorasi mineral. Publikasi ilmiah ini diharapkan dapat menjadi rujukan penting bagi komunitas ilmiah dan industri pertambangan baik di dalam maupun luar negeri.

"Hasil yang diharapkan adalah pengembangan teknik dan analisis komposisi mineral yang lebih baik, serta peningkatan kemampuan dalam karakterisasi dan teknik ekstraksi yang lebih efisien. Semua ini akan membantu secara lebih luas dalam mengoptimalkan sumber daya mineral di Indonesia," terangnya.

"Specifying Control Factors on Ore Chemical Composition of Hydrothermal Deposits through Factor Analysis" adalah topik penyelidikan yang diajukan Universitas Kyoto dalam kerja sama ini. Ini terlihat dari presentasi Prof. Katsuaki Koike tentang studi komposisi unsur-unsur, analisis, dan mekanisme terjadinya mineralisasi di Jepang. Dengan presentasi ini, diharapkan Universitas Kyoto dapat melakukan kajian yang sama di Indonesia, atau dengan kata lain dapat melakukan kajian perbandingan.


Rapat kali ini dihadiri Prof. Mohamad Nur Heriawan, Ph.D. dari Teknik Pertambangan ITB, sementara Prof. Katsuaki Koike dari Environmental Geosphere Engineering Laboratory, Universitas Kyoto, dan Taiki Kubo, salah seorang peneliti dari Universitas Kyoto. Dari PSDMBP hadir Kepala PSDMBP Ir. Agung Pribadi, M.Sc., didampingi oleh Ketua Tim Kerja Keprospekan dan Evaluasi Sumber daya dan Cadangan Mineral Moehamad Awaludin, S.T., M.T., beserta staf PSDMBP lainnya.

Di akhir sambutannya, Agung menambahkan, kerja sama ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi PSDMBP, antara lain dengan meningkatkan kompetensi para pegawai PSDMBP yang ikut terlibat dalam penyelidikan tersebut. "Jadi hasilnya, bukan sekadar publikasi ilmiah yang dapat menjadi referensi penting bagi komunitas akademis dan industri dalam upaya optimalisasi sumber daya alam yang ada di Indonesia," tutupnya. (RD)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agus Cahyono Adi

Bagikan Ini!