Program B30 Dilaksanakan, Harga Biosolar Tidak Naik
Jakarta, Program Mandatori B30 yang dilaksanakan mulai 1 Januari 2020, tidak akan mengubah harga jual biosolar di SPBU yaitu Rp 5.150 per liter.
Penegasan ini disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/12). "Harga (biosolar) nggak berubah, tetap," kata Menteri Arifin.
Untuk diketahui, saat ini terjadi tren kenaikan harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) yang dipengaruhi meningkatnya permintaan dalam negeri terhadap minyak kelapa sawit. Disinyalir, salah satu faktor penyebab peningkatan ini adalah penerapan mandatori B30.
Meski ada kenaikan dari sisi bahan baku biodiesel (CPO), lanjut Menteri Arifin, Pemerintah tetap mengupayakan tidak ada kenaikan harga jual biosolar di pasaran. "CPO itu kan naik juga karena B30," sambung Arifin.
Sebagai informasi, selisih harga ini ditanggung melalui insentif Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) sehingga masyarakat tetap akan menikmati biosolar ini dengan harga yang sama. Harga biosolar B30 tetap akan dijual mengikuti ketetapan harga untuk BBM jenis Solar yang tidak mengalami kenaikan sejak ditetapkan 1 April 2016 lalu yakni Rp 5.150 per liter.
Untuk diketahui, formula harga dasar BBM jenis solar masih mengacu kepada formula 95 persen HIP (harga indeks pasar) minyak solar plus Rp802 per liter. Sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1980 K/10/MEM/2018 tentang Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Minyak, HIP Minyak Solar didasarkan kepada seratus persen harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) jenis Gas Oil 0,25 persen sulfur.
Pencampuran BBN pada BBM juga bertujuan menekan ketergantungan terhadap impor BBM, termasuk solar yang cukup tinggi. Di sisi lain, Indonesia juga merupakan negara penghasil sawit terbesar di dunia. Potensi itu harus didukung dan manfaatkan untuk kemandirian energi. Usaha-usaha untuk mengurangi impor solar harus terus dilakukan karena dapat menghemat devisa negara Rp 63 triliun. "Kalkulasinya jika kita konsisten menerapkan B30, ini akan dihemat devisa kurang lebih Rp 63 triliun. Jumlah yang sangat besar sekali," paparnya. (TW)