Pemerintah Terus Dorong Peningkatan Produksi dan Terbuka Terhadap Masukan KKKS
Palembang, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terus mendorong peningkatan produksi minyak dan gas bumi nasional, serta bersikap terbuka terhadap masukan dari pelbagai pihak terkait termasuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), demi terciptanya pengelolaan migas yang lebih baik.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariaji menyampaikan hal tersebut dalam pertemuannya dengan 13 KKKS Wilayah Sumbagsel di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (19/1). Pertemuan ini merupakan rangkaian Management Walkthrough (MWT) Dirjen Migas ke Sumatera Selatan. Mendampingi Dirjen Migas adalah Koordinator Pengawasan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi Prima K Panggabean dan Koordinator Pengawasan Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi Ayub Asyifudin, Subkoordinator Pelayanan Usaha Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi Ivan, serta pejabat terkait lainnya.
"Kami telah mendengarkan keluhan dan masukan perwakilan 13 KKKS di Sumbagsel, serta mengetahui apa yang harus diperbaiki. Kami terbuka dengan masukan-masukan tersebut dan akan melakukan apa yang menjadi pekerjaan kami," kata Dirjen Migas.
Dalam upaya memperbaiki dan menindaklanjuti masukan-masukan tersebut, Dirjen Migas meminta agar KKKS juga bekerja sama dengan menyiapkan data yang diperlukan. "Kalau kami minta data, tolong disampaikan karena kami perlu data untuk bertemu kementerian yang lain dan menyusun kebijakan yang tepat," tambahnya.
Dirjen Migas berharap dengan perbaikan kebijakan ini, dapat tercipta iklim investasi migas yang lebih kondusif. Dia mencontohkan, untuk meningkatkan iklim investasi migas, Pemerintah telah mengeluarkan Permen ESDM tentang Gas Suar, serta pengelolaan Migas Konvensional dan Non Konvensional.
Sejumlah masukan yang diajukan KKKS dalam pertemuan ini, antara lain dukungan atas percepatan perizinan AMDAL/UKL-UPL, termasuk izin pakai wilayah hutan (industri dan/atau lindung) untuk kegiatan tambahan/baru, pemberian insentif, dukungan atas pengadaan lahan khususnya pada lahan/areal dari perkebunan kelapa sawit. Diusulkan pula agar peraturan mengenai CCS/CCUS agar dapat segera diterbitkan sehingga dapat diimplementasikan oleh KKKS, serta isu toll fee yang tinggi untuk beberapa ruas pipa.
Sebagai informasi, wilayah kerja (WK) hulu migas di bawah pengawasan SKK Migas di area Sumbagsel (Sumsel dan Jambi) berjumlah 25 WK Produksi dan 8 WK Eksplorasi termasuk WK GMB & MNK.
Produksi minyak dan kondensat dari wilayah Sumbagsel mencapai sekitar 10% dari total produksi nasonal, dengan realisasi produksi 2022 mencapai 68.729 BOPD (98,6%) dan ditargetkan di WP&B 2023 mencapai 70.709 BOPD.
Sementara produksi gas bumi dari wilayah Sumbagsel mencapai sekitar 30% dari total produksi nasional, dengan realisasi produksi 2022 mencapai 1.787,64 MMSCFD (103,1%) namun secara lifting sebesar 1.468 MMSCFD (82,1%) karena faktor demand gas yang turun. Ditargetkan pada WP&B 2023 produksi gas bumi mencapai 1.690 MMSCFD.
Kegiatan eksplorasi 2022 menghasilkan temuan/discovery pada 5 sumur eksplorasi dengan total tambahan potensi produksi mencapai 4.396 BOPD dan 34,75 MMSCFD.
Beberapa program Filling The Gap (FTG) yang disiapkan untuk menambah produksi 2023 adalah pengembangan lapangan eksisting dan baru (Benuang, Lembak, LTRO 1B, Anggur Selatan, reaktivasi lapangan idle (WK Bertak Puyuh Pijar), reaktivasi sumur idle pada lapangan eksisting, serta optimalisasi produksi sumur tua dari BUMD (Petromuba). (TW/IR)