Lifting Migas Tahun 2022 Diusulkan Berkisar 1.717.000 Hingga 1.829.000 BOEPD

Rabu, 2 Juni 2021 - Dibaca 7138 kali

Jakarta, Pemerintah mengusulkan lifting minyak dan gas bumi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2022 berkisar antara 1.717.000 hingga 1.829.000 barel setara minyak per hari (BOEPD), terdiri dari lifting minyak 686.000 hingga 726.000 barel per hari dan lifting gas bumi 1.031.000 hingga 1.103.000 BOEPD.

Usulan disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (2/6), terkait Asumsi Dasar Sektor ESDM RAPBN Tahun 2022 dan Pagu Indikatif RKA-K/L dan RKP Kementerian ESDM Tahun 2022.

Angka ini lebih tinggi dibanding lifting migas tahun 2021 yang dalam APBN ditetapkan sebesar 1.712.000 BOEPD. Hingga 20 Mei 2021, realisasi lifting migas mencapai 1.592.000 BOEPD dan outlook 2021 sebesar 1.669.000 BOEPD.

Menteri Arifin memaparkan realisasi lifting minyak hingga 20 Mei 2021 tersebut, terutama berasal dari 15 KKKS yaitu Mobil Cepu Ltd, PT Chevron Pacifin Indonesia, PT Pertamina EP, PHM, Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd, PT Pertamina Hulu Energi OSES, Petrochina International Jabung Ltd, Medco E&P Natuna, Petronas Carigali (Ketapang) Ltd, Pertamina Hulu Kalimantan Timur, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga, BOB PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu, PT Medco E&P Rimau, JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi Ltd dan ConocoPhillips (Grissik) Ltd.

Sedangkan 15 KKKS utama produksi gas adalah BP Berau Ltd, ConocoPhillips (Gresik) Ltd, PT Pertamina EP, PHM, ENI Muara Bakau B.V, JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi Ltd, Premier Oil Indonesia, Petrochina International Jabung Ltd, Medco E&P Natuna, Kangean Energi Indonesia, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore, PT Pertamina Hulu Energi Jambi Merang, Husky-CNOOC Madura Ltd, Pearl Oil (Sebuku) Ltd dan Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd.

Dalam raker tersebut, Menteri ESDM mengusulkan ICP tahun 2022 antara US$55 hingga US$ 65 per barel. Dalam APBN 2021, ICP ditetapkan US$ 45 per barel dan realisasi hingga 20 Mei 2021 mencapai US$ 60,95 per barel. Outlook 2021 sebesar US$ 60 per barel.

Proyeksi ICP tahun 2022 tersebut didasarkan pada rencana OPEC+ melanjutkan pemotongan produksi yang mendorong kenaikan harga minyak dunia. "Selain itu, peningkatan fundamental di AS dan Tiongkok, optimisme atas ekspektasi permintaan minyak mentah pulih kembali karena ekonomi mulai bergerak dan pembatasan wilayah dibuka kembali," jelas Menteri Arifin.

Faktor lainnya adalah Tiongkok secara signifikan meningkatkan impor minyak mentahnya sehingga membantu mendukung permintaan minyak global.

Selengkapnya usulan Asumsi Makro Sektor ESDM Tahun 2022 sebagai berikut:
1. ICP: US$ 55-65 per barel.
2. Lifting migas: 1.717.000-1.829.000 BOEPD.
3. Lifting minyak: 686.000-726.000 barel per hari.
4. Lifting gas: 1.031.000-1.103.000 BOEPD.
5. Cost Recovery: US$ 8,65 miliar.
6. Volume BBM bersubsidi: 14,80-15,58 juta kilo liter.
7. Volume Minyak Tanah: 0,46-0,48 juta kilo liter.
8. Volume Minyak Solar: 14,34-15,10 juta kilo liter.
9. Volume LPG 3 Kg: 7,40-7,50 juta metrik ton (MT)
10. Subsidi tetap Minyak Solar (gasoil 48): Rp 500 per liter.
11. Subsidi Listrik: Rp 39,50-61,83 triliun. (TW)