Tinjau Schneider Indonesia bersama DPR, Dirjen Gatrik Apresiasi Dukungan Energi Bersih dari Swasta

Kamis, 6 Juli 2023 - Dibaca 276 kali

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor energi sebesar 358 Juta Ton CO2 (12,5%) dari kemampuan sendiri atau 446 juta ton CO2 (15,5%) dengan bantuan internasional pada tahun 2030 sesuai dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC). Dukungan dari semua pihak, termasuk swasta sangat dibutuhkan untuk mencapai target penurunan emisi tersebut.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu dalam acara Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PT Schneider Electric Indonesia di Cikarang, Kamis, (06/07/2023).

"Kita cukup bergembira Schneider sebagai pihak swasta mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi co2 dalam rangka mengejar target Net Zero Emission yang akan kita capai di 2060," ungkap Jisman.

Lebih lanjut Jisman menjelaskan bahwa dukungan berupa penyediaan produk yang mendukung infrastruktur energi bersih sangat dibutuhkan.

"Ini baik, Schneider sudah memproduksi peralatan produk yang menunjang mendukung pembangkitan energi bersih," jelas Jisman.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI Dony Maryadi Oekon menyampaikan bahwa dalam usaha penurunan emisi, pemerintah Indonesia membutuhkan dukungan semua pihak termasuk swasta.

"Indonesia harus mengurangi emisi, ini harus dapat dukungan dari semua pihak termasuk swasta", ujar Oekon.

Lebih lanjut Oekon menjelaskan bahwa DPR mengapresiasi usaha Schneider Indonesia yang saat ini telah menggunakan listrik yang bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT).

"Kami menerima laporan bahwa Schneider saat ini menggunakan total daya listrik 20% berasal dari EBT. Tujuan kunker ini adalah untuk melihat langsung proses produksi peralatan ketenagalistrikan termasuk melihat pemanfaatan EBT disini," jelas Oekon.

Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero) Edi Srimulyanti menyatakan bahwa PLN juga berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan energi bersih.

"PLN berkomitmen meningkatkan kapasitas pembangkit dengan teknologi bersih untuk mendukung pertumbuhan konsumsi listrik. Jadi, bagaimana EBT bisa terus kami bangun, menyesuaikan dengan propose berapa besar industri yang membutuhkan," kata Edi.

PT Schneider Electric Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi peralatan kelistrikan. Melihat trend saat ini yang sedang menuju energi bersih, Schneider melihat peluang tersebut dengan memproduksi peralatan yang mendukung pertumbuhan energi bersih.

Electro Intensif Business VP PT Schneider Electric Indonesia Surya Fitri menyampaikan bahwa pihaknya mendukung penuh usaha pemerintah dalam pengembangan EBT di Indonesia dengan menyediakan produk pendukung.

"Seperti yang sudah disampaikan, smart grid yang menghubungkan energi bersih membutuhkan produk-produk digitalisasi, nah kami mendukung itu sepenuhnya," ucap Surya. (U)