Resmikan Proyek Ketenagalistrikan di Kalbar, Presiden Instruksikan PLTG MPP Diprioritaskan

Minggu, 19 Maret 2017 - Dibaca 3473 kali

Presiden Jokowi pada hari Sabtu (18/3) meresmikan delapan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Mobile Power Plant (MPP) di seluruh Indonesia dan sembilan infrastruktur ketenagalistrikan di Kalimantan Barat. Total Kapasitas dari delapan PLTG MPP tersebut sebesar 500 MW. Peresmian dipusatkan di PLTG MPP Parit Baru - Pontianak yang berlokasi di Desa Jungkat, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat dengan didampingi sejumlah Menteri Kabinet Kerja diantaranya Menteri ESDM Ignasius Jonan. Hadir pula dalam acara tersebut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman dan beberapa pejabat dari Kementerian ESDM. Dalam peresmian tersebut, Presiden Jokowi menginstruksikan agar memprioritaskan pembagunan PLTG MPP.

Lokasi delapan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Mobile Power Plant (MPP) yang diresmikan yaitu di Jeranjang - Lombok (2 x 25MW) beroperasi sejak 27 Juli 2016, Air Anyir - Bangka (2 x 25 MW) beroperasi sejak 13 September 2016, Tarahan - Lampung (4 x 25 MW) beroperasi sejak 29 September 2016, Nias (1 x 25 MW) beroperasi sejak 31 Oktober 2016, Pontianak (4 x 25 MW) beroperasi sejak 8 November 2016, Balai Pungut - Riau (75 MW) beroperasi sejak 13 November 2016, Suge - Belitung (1x 25 MW) beroperasi sejak 22 November 2016, dan Paya Pasir Medan (75 MW) beroperasi sejak 9 Desember 2016. Peresmian ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam penyediaan listrik yang lebih merata dan berkeadilan.

Presiden RI Joko Widodo dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pembangunan PLTG MPP ini berjalan sesuai dengan target waktu yang diberikan untuk Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero). "Saat saya ke sini meletakkan batu pertama, saya bertanya kapan selesai MPP yang sedang dibangun? Kata Dirut PLN, saat itu beliau bilang '6 bulan pak'. Benar 6 bulan? 'Iya pak'. Janji? 'Janji pak'. Dan ternyata memang selesai," cerita Jokowi. "Dan yang waktu itu dikerjakan bukan hanya di Mempawah saja tapi juga ditempat lain, dan Alhamdulillah semuanya selesai sebanyak 500 MW, " tambahnya.

Jokowi menginstruksikan untuk menambah jumlah PLTG MPP karena waktu pembangunannya yang lebih cepat. "Kalau batubara bisa sampai 4-5 tahun, kalau ini bisa dikerjakan cepat," ungkapnya. Jokowi memberikan pesan agar Menteri ESDM memprioritaskan pembangunan MPP. "Saya perintahkan ke Menteri ESDM agar gas untuk pembangkit listrik seperti ini diberikan prioritas," ungkapnya.

Pemakaian gas untuk pembangkit listrik dinilai Presiden sebagai upaya baik menjaga lingkungan dan karena harganya lebih murah. Selain itu, Jokowi juga mengatakan bahwa pembangkit ini dapat dipindah-pindah dan dapat dimanfaatkan untuk wilayah yang kekurangan pasokan listrik. "Perlu saya ingatkan, ini adalah MPP atau Mobile Power Plant yang bisa dipindah-pindah ke tempat lain, kalau memang tempat itu sangat membutuhkan. Kalau di sini memang sudah penuh dan kapasitasnya berlebih, bisa saja mesin ini dIpindah ke pulau atau provinsi yang lain. Artinya setiap saat bisa dipindah ke tempat lain yang membutuhkan," tutur Presiden. (PSJ)