Menenun Asa dengan Instalasi Listrik Sendiri

Sabtu, 10 September 2022 - Dibaca 319 kali

Wajah ramah Nurma (40) menyambut kedatangan Tim Direktorat Jenderal (Ditjen) Ketenagalistrikan di rumah kayu miliknya. Seperti lazimnya rumah tradisional di Sulawesi Selatan, rumah Nurma di Desa Tancung, Wajo, Sulawesi Selatan bertingkat dengan tangga kayu. Pada bagian bawah rumahnya terdapat dua buah alat penenun manual. Tetangga Nurma, seorang ibu berusia lanjut, terlihat sedang menenun kain untuk sarung.

Di antara alat tenun itu, ada bale-bale kayu dengan satu lampu di atasnya. Kami bercakap-cakap di bale-bale dengan sesekali diselingi suara kayu tenun beradu. Nurma sumringah karena dia baru saja menerima instalasi listrik gratis pada Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).

"Dulu listrik menyalur ke tetangga. Kalau hujan, kabelnya kena pohon pisang dan putus," ujar Nurma sambil menunjuk kebun di belakang rumahnya.

Ia lantas mengajak Tim Ditjen Ketenagalistrikan naik ke rumahnya yang didominasi warna kuning. Nurma berharap dengan instalasi listrik milik sendiri, hal tersebut tak terjadi lagi.

"Lebih enak punya (instalasi) listrik sendiri," ujar ibu dua anak ini tertawa.

Program BPBL untuk Pemerataan Akses Listrik

Program BPBL bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak mampu melalui pemerataan akses listrik dan percepatan penyediaan tenaga listrik dalam rangka meningkatkan Rasio Elektrifikasi. Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Wanhar menyampaikan hal tersebut, Sabtu (10/9/2022), dalam Peresmian dan Penyalaan Pertama Program BPBL di Desa Tancung, Wajo, Sulawesi Selatan.

"Kementerian ESDM telah merencanakan sebanyak 3.860 rumah tangga calon penerima BPBL untuk Provinsi Sulawesi Selatan, di mana untuk Kabupaten Wajo rencananya akan dipasang sebanyak 576 rumah tangga di tahun 2022 ini," ujar Wanhar.

Menurut Wanhar, kecukupan dan keadilan merupakan hal penting untuk mempermudah akses listrik kepada masyarakat, terutama bagi masyarakat yang tidak mampu atau yang berada di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T). Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan Rasio Elektrifikasi mencapai 100% pada tahun 2022, dengan memenuhi akses listrik bagi seluruh desa dan dusun di daerah 3T.

"Hingga semester II tahun 2022, Rasio Elektrifikasi atau perbandingan rumah tangga berlistrik dengan total rumah tangga Indonesia mencapai 99,56%. Masih ada 347.141 rumah tangga yang belum berlistrik dan sebagian besar tersebar di daerah 3T," tutur Wanhar.

Program BPBL merupakan sinergi antara Pemerintah melalui Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR RI. Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris menyampaikan Program BPBL menggunakan anggaran APBN.

"Pada Rapat Kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR RI tanggal 27 September 2021, kami menginisiasi Program BPBL atau meteran listrik gratis. Tahun ini program ini untuk sebanyak 80.000 rumah tangga yang tersebar di 22 Provinsi. Tahun depan lebih banyak lagi," ujar Andi Yuliani Paris.

Dalam acara peresmian ini, turut hadir pula Bupati Wajo Amran Mahmud dan Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Adi Priyanto. (AMH)