Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS) Sebagai Solusi Pengurangan Emisi
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menyelenggarakan Diskusi Panel "Toward Indonesia Decarbonisation Society through Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS)" secara online melalui webinar pada Kamis, (10/12/2020). Webinar ini diselenggarakan bekerjasama dengan International Energy Agency (IEA). Dalam webinar ini membahas mengenai komitmen international untuk mendukung energi bersih, dan salah satu caranya adalah dengan menerapkan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana menyampaikan keynote speech pada diskusi ini. "Tahun 2020 menjadi satu periode yang paling menantang. Ekonomi global yang melambat menyebabkan penurunan permintaan energi; untuk itu kita harus menyesuaikan bagaimana cara kita mengelola sistem energi dan kita juga harus menciptakan peluang baru untuk meningkatkan produktivitas," ujar Rida.
IEA Director for Sustainability, Technology and Outlooks Ms. Mechthild Worsdorfer hadir menyampaikan opening remarks pada acara ini. Selain itu turut hadir Tenaga Ahli Menteri ESDM Nanang Untung sebagai moderator. Dan Direktur Jenderal dari masing-masing unit Kementerian ESDM turut berpastisipasi sebagai pembicara dalam diskusi ini. Diantaranya Direktur Jenderal Migas Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana, dan Direktur Jenderal Minerba Ridwan Djamaluddin. Samantha Mccullough Head CCUS Division IEA juga menjadi pembicara dalam diskusi.
Sumber energi harus mencapai pemanfaatan yang optimal untuk pembangunan ekonomi suatu negara. Walaupun kesepakatan internasional sepakat untuk mengurangi emisi melalui efisiensi energi dan pengembangan energi terbarukan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa bahan bakar fosil masih menjadi yang dominan. Indonesia terus berkomitmen untuk pemanfaatan bahan bakar fosil yang lebih bersih.
Biomassa memegang peranan yang sangat penting dalam proses transisi energi bersih di Indonesia dikarenakan netralitas emisinya. Indonesia tengah bersiap untuk mengintegrasikan pengelolaan limbah perkotaan dengan pembangkit listrik di 14 kota. Pendekatan yang sama telah diadopsi di bidang industri, seperti pemanfaatan emisi metana dari limbah pabrik kelapa sawit, dan penggunaan biomassa sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Indonesia saat ini juga sedang mengembangkan biofuel untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil secara bertahap dengan memperkenalkan biodiesel dan juga membangun kilang hijau.
Indonesia juga berkomitmen untuk mengimplementasikan clean coal technology dengan menghentikan pembangkit listrik batu bara yang sudah tua. Dan untuk langkah selanjutnya, Indonesia akan menggabungkannya dengan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS).Dalam perkembangan energi global saat ini, CCUS semakin berkembang menjadi halyang penting untuk disiskusikan dalam usaha mengurangi emisi CO2 dan penggunaannya kembali untuk meningkatkan oil recovery di ladang minyak yang habis.
Indonesia memiliki banyak sumber industri CO2 seperti pembangkit listrik tenaga batu bara, pengolahangas alam, kilang minyak, dan berbagai pabrik kimia. Studi kelayakan di Proyek Percontohan CCUS di Gundih Jawa Tengah telah dilakukan. Potensi total pengurangan CO2 dalam proyek percontohan ini diproyeksikan menjadi 2,92 juta ton selama 10 tahun. Studi lainnya sedang dikerjakan, mengingat masih banyak sumber daya penyimpanan geologi besar yang berpotensi sebagai lokasi CCUS di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Manfaat ekonomi potensial CCUS sangat beragam, mulai dari penciptaan lapangan kerja, mengurangi biaya operasional penyediaan listrik, memperpanjang umur infrastruktur yang telah ada, hingga memberikan pengetahuan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi. Oleh karena itu,percontohan implementasi CCUS harus segera dilakukan. Keberhasilan pengembangan proyek ini akan menjadi tonggak sejarah untuk Indonesia dan berpotensi akan diikuti oleh beberapa implementasi skala komersial setelahnya, sejak teknologi CCUS telah tersedia dan berhasil diterapkan di berbagai ladang minyak secara global.
Pada tahun 2017, Indonesia mendirikan National Center of Excellence CCS/CCUS untuk pengembangan kapasitas nasional di bidang teknis, keselamatan, ekonomi, sosial, dan peraturan dari CCS/CCUS. Kegiatan utama CCUS dilakukan dengan memperkuat kerangka kerja pemerintah dan sektor swasta diantaranya melalui menciptakan platform yang berkelanjutan untuk pemerintah, sektor swasta, dan investor untuk mempercepat implementasi CCUS, kemudian mengidentifikasi peluang investasi dan meningkatkan bisnis lingkungan di area CCUS untuk menarik mitra pengembangan kerja sama CCUS dan yang terakhir mensosialisasikan kebijakan, regulasi, dan praktik investasi CCUS yang merupakan bagian dari energi sistem energi bersih yang terintegrasi.
"Harapan saya setelah diskusi ini kita bisa memiliki pemahaman dan aksi bersama sebagai upaya menuju pengembangan CCUS. Saya menyambut semua pihak untuk bergabung bersama kami mengembangkan CCUS di Indonesia dalam mencapai komitmen kami untuk memastikan energi yang aman dan berkelanjutan," ujar Rida menutup sambutannya. (U)