Penataan Udara Pada Bangunan Guna Pencegahan Penyebaran Covid-19

Rabu, 10 Juni 2020 - Dibaca 618 kali

JAKARTA - The American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) atau Perhimpunan Ahli Pemanasan, Pendinginan dan Pendingin Udara Amerika merekomendasikan beberapa jenis gedung seperti gedung pertemuan, mall, museum, bioskop, dan gedung olah raga berhenti beroperasi dan ditutup, serta masyarakat dihimbau tinggal di rumah selama masa pandemik Covid-19. Rekomendasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sebagian besar desain bangunan yang saat ini ada belum mengimplementasikan konsep tata udara yang mampu mengurangi konsentrasi virus di dalam ruangan.Demikian yang diungkapkan John Budi H. Listijono, Dewan Pakar Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEII) dan sekaligus Anggota ASHRAEpada salah satu sesi webinar Hemat Energi di Saat WFH dan Peranan Tata Udara Dalam Mencegah Wabah Covid-19 dalam salah satu sesi webinar yang dilaksanakan Direktorat Konservasi Energi Mei lalu.

Rekomendasi penutupan gedung tersebut, menurut John Budi, didasarkan pula pada pertimbangan bahwa penularan Covid-19 selain bisa melalui kontak langsung antar manusia dan benda-benda yang sudah terkontaminasi melalui droplets, ditemukan bukti di rumah sakit bahwa Covid-19 dalam bentuk aerosol dapat bertahan sampai 3 jam dan menularkan ke orang disekitar pasien meskipun tidak ada kontak.

"Kebanyakan konsep bangunan yang ada saat ini baik rumah tinggal, gedung perkantoran dan gedung publik lainnya belum menerapkan konsep "healthy friendly" pada desain tata udaranya. Sementara lingkungan udara yang sehat menjadi salah satu faktor seseorang bisa sakit. Dan dalam kondisi pandemik sekarang, hal tersebut menjadi penting," tutur John Budi.

Direktur Konservasi Energi, Hariyanto, yang ditemui dikantor nya (10/06) mengungkapkan bahwa dalam masa pandemik, dimana Indonesia kini memasuki era new normal, aktvitas bisnis dan perkantoran secara perlahan mulai berjalan. Bangunan yang menggunakan pendingin suhu di ruangan dianjurkan membuka jendela untuk memasukkan udara luar sebanyak-banyaknya agar konsentrasi virus menurun. "Selain menghemat penggunaan AC, juga cahaya yang masuk dapat mengurangi penggunaan lampu. Penataan udara dan penataan cahaya merupakan beberapa prinsip penting dalam berkonservasi energi", ujar Hariyanto.

Penurunan konsentrasi virus tersebut dapat terjadi dengan cara dilarutkan oleh udara luar, yang disaring terlebih dahulu dengan medium filter MERV13 (efisinsi 90% untuk partikel 0,5 mikron) dan apabila memungkinkan dijalankan terus menerus selama 24 jam setiap hari dalam satu minggu. Masyarakat dapat memasang portable air cleaner yang dilengkapi dengan HEPA filter (plasma air purifier).

Berikut kiat-kiat yang dapat dilakukan dalam upaya mengurangi konsentrasi virus di dalam ruangan:

1. Membuang/menghisap udara di sekitar sumber dengan memasang exhaust fan di dekat kepala pasien. Exhaust fan-nya dipasang Hepafilter agar tidak mengkontaminasi lingkungan.

2. Melarutkan konsentrasi virus di dalam ruangan dengan memasukkan udara segar/luar yang sudah dikondisikan (filter, temperature dan kandungan uap airnya diturunkan) dengan memakai DOAS (Dedicated Outdoor Air System).

3. Memfilter udara di dalam ruangan dengan memakai Air Purifier yang dilengkapi dengan Hepafilter dan akan lebih sempurna kalau ada Corona Plasma Air Purifier yang dapat membunuh dan menghancurkan bakteri dan virus selain VOC, HVOC, dan menyaring partikel PM2.5 dan PM10.

Berikut contoh gambaran desain pemasangan DOAS di ruang existing:

20b9a51fb2de60863af428a04c6fd4e8_p.png

Sudah saatnya masyarakat baik arsitek, M&E konsultan, civil consultant, pemilik, Pemerintahan, dan masyarakat semuanya memikirkan konsep healthy building yang memperhatikan kesehatan diri, produktifitas dan kesehatan lingkungan. "Jadi desain bangunan yang ideal untuk siap menghadapi pandemi seperti kondisi sekarang tidak saja yang hemat energi dan ramah lingkungan baik dalam pembangunan dan pemanfaatannya tetapi healthy building yang mengadopsi konsep Adaptive Thermal Comfort yang berbasis pada tiga hal yaitu ventilasi yang bersumber dari alam, ventilasi yang bersumber dari teknologi dan DIAS Air Conditioning System," pungkas John Budi. (RWS/DLP)