Pembangkit EBT Terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, Semua Ada di Waduk Cirata

Kamis, 3 Desember 2020 - Dibaca 7314 kali

PURWAKARTA - Terletak pada titik temu tiga jalur utama lalu lintas yang sangat strategis yaitu antar kota Jakarta, Bandung dan Cirebon, Kabupaten Purwakarta menyimpan potensi energi terbarukan yang luar biasa. Tepat, disinilah terletak pembangkit listrik tenaga air atau PLTA terbesar di Indonesia dan nomor dua se-Asia Tenggara (setelah PLTA di Vietnam) dan tak lama lagi akan menjadi lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Asia Tenggara dan berpotensi menjadi yang terbesar di dunia, berkapasitas 145 MW, semuanya berlokasi di Waduk Cirata.

"Dari Waduk Cirata ini kita bisa melihat bahwa Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBT) ini berkelanjutan, karena dulu ketika PLTA ini dibangun kapasitasnya 1.008 MW dan sampai sekarang kapasitasnya masih tetap. Kita tahu bahwa sebelum ada PLTA di Vietnam, PLTA Cirata ini merupakan yang terbesar se-Asia Tenggara, dan sebentar lagi kita akan menyakskan bersama akan dibangun PLTS Terapung terbesar di dunia. Ini merupakan sebuah terobosan, karena kita akan menggunakan dua energi terbarukan dari sumber yang berbeda tapi masih di satu wilayah dan ini akan membuat PLN semakin nyaman", tutur Direktur Jenderal EBTKE, Dadan Kusdiana dalam sambutannya pada Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Waduk Cirata hari ini (03/12).

15852368b224f3a0fb295bbd8bed5d28_p.jpegPembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata kapasitas 1.008 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata kapasitas 1 MWp (pembangkit riset) dikelola sepenuhnya oleh PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB). Tak hanya itu, dalam program EBT nya, PT. PJB juga mengelola PLTA Brantas 275 MW, PLTA Batang Toru 510 MW (tahap konstruksi), melaksanakan program implementasi Cofiring Biomassa pada PLTU yang dikelola, menjalankan program Dedieselisasi (feasibility study untuk menggantikan PLTD dengan PLTS) serta inisiasi melakukan pengembangan PLTB di Indonesia.

Direktur Mega Proyek PT. PLN (Persero), Iksan Asaad, yang turut hadir di Waduk Cirata ini menyampaikan bahwa proyek terbaru akan segera dibangun PLTS Terapung Cirata hasil kerjasama Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), yang akan dijalankan Konsorsium anak usaha PLN, yaitu PJB (share 51%) dengan perusahaan asal UEA, Masdar (share 49%), dengan nama Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energy (PMSE).

"Insya Alloh tanggal 17 Desember ini akan kita lakukan water breaking PLTS Apung 145 MW, kemungkinan ini akan menjadi PLTS terbesar di dunia. Ini merupakan inovasi dari teman-teman PJB agar harganya bisa lebih efisien, ini harganya 8,5 sen. Kedepan dengan semakin massif nya teknologi, kita harapkan harganya bisa lebih rendah lagi serta bisa berkontribusi untuk mempercepat target bauran EBT sebesar 23% di tahun 2025", ujar Iksan.

187c138d59ca380eed441d2e05cb39a5_p.jpeg

PLTS yang akan dibangun ini menjadi PLTS Terapung pertama di Indonesia dan yang terbesar di Asia Tenggara. Kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar 145 Mega Watt (MWac) dengan total nilai proyek mencapai USD 143 juta. Luasan area nya 200 Ha (waduk) dan 9,02 Ha, atau sebesar 3% dari total luasan Waduk Cirata. Konstruksi akan dimulai pada kuartal pertama 2021 dan ditargetkan selesai dan beroperasi (Commercial Operation Date/COD) pada kuartal keempat tahun 2022.

Floating Photovoltaic (PV) menjadi tren baru di dunia karena memiliki beberapa keunggulan, diantaranya mengoptimalkan pemanfaatan reservoir, menghindari penggunaan lahan, melengkapi tenaga air (operasi hybrid), mengurangi penguapan dan meningkatkan hasil energi hingga 10% karena suhu lingkungan yang lebih rendah. Indonesia memiliki lebih dari 192 bendungan dan waduk, dengan luas tangkapan 86.247 Hektar, dan berpotensi tinggi untuk pemanfaatan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung lebih dari 4.300 MWP (pemanfaatan 5% daerah tangkapan air berdasarkan hasil riset internal PJB). (RWS)