Indonesia Gandeng IEA Kerja Sama Transisi Energi: Jalan Menuju Energi Berkelanjutan di Masa Mendatang
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
SIARAN PERS
NOMOR: 112.Pers/04/SJI/2021
Tanggal: 30 Maret 2021
Indonesia Gandeng IEA Kerja Sama Transisi Energi: Jalan Menuju Energi Berkelanjutan di Masa Mendatang
Pemerintah Indonesia dan International Energy Agency (IEA) membangun sebuah kolaborasi baru dalam mengakselerasi program transisi energi, pembangunan berkelanjutan serta memperkuat pemulihan ekonomi dari dampak krisis Covid-19.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol, pada hari ini, Selasa (30/3) mengumumkan kerja sama di bidang Transisi Energi antara IEA dengan Indonesia sebagai langkah maju atas ambisi Indonesia untuk transisi energi.
Kerjasama ini akan meningkatkan kolaborasi antara Indonesia dan IEA dalam mengatasi tantangan energi yang muncul di saat ini, baik di Indonesia maupun di dunia internasional. Kerja sama ini sebagai kerangka kerja guna mendukung pengembangan kebijakan, mempercepat transisi energi Indonesia, dan memobilisasi keterlibatan politik tingkat tinggi. Kerja sama ini akan memungkinkan Indonesia dan IEA dalam membangun kemitraan baru serta meluncurkan alur kerja baru untuk mendukung kepemimpinan Indonesia pada bidang energi di tingkat internasional.
Sejak tahun 2015, IEA telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan program transisi energi bersih dari IEA telah memperkuat keterlibatan ini. Atas dukungan program ini, Indonesia memproritaskan sektor EBT dan teknologi energi bersih di tahun 2021 serta membuat peta jalan (roadmap) energi nasional yang baru. Pada 2022, Indonesia akan menggelar Presidensi G20 dan di 2023, Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN. Selama periode kritis kepemimpinan Indonesia di dunia internasional tersebut, kunci utama yang harus dipastikan adalah memastikan perekonomian di seluruh dunia segera bangkit dari krisis Covid-19 secara berkelanjutan dan tangguh.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan dukungannya terhadap inisiasi aliansi Indonesia dengan International Energy Agency (IEA) untuk mengawal trasformasi menuju Energi Bersih dan Terbarukan.
Mulai tahun 2021, kerjasama yang mendapat dukungan dari IEA ini akan mendukung proses tansisi energi dan modernisasi ekonomi Indonesia, termasuk peningkatan sistem ketenagalistrikan, penggunaan energi terbarukan, implementasi efisiensi energi, dan penguatan investasi energi.
"Saat Indonesia keluar dari krisis Covid-19 dan mengambil langkah besar untuk menumbuhkan ekonomi dan memodernisasi sektor energi, kebijakan yang diambil dalam beberapa tahun ke depan akan berdampak besar pada tren energi regional dan global. Saya sangat senang dapat meluncurkan Aliansi baru ini dengan Menteri Tasrif dan merasa terhormat mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo dalam upaya penting ini," kata Fatih Birol, Direktur Eksekutif IEA.
Kerja sama ini bertujuan untuk membuat kemajuan pada tahun 2021 guna meningkatkan meningkatkan dukungan IEA dan dunia internasional terhadap ambisi Indonesia. Hal ini akan didukung oleh posisi IEA dalam G20, yang memungkinkannya untuk mendukung Indonesia menjadi Presiden G20 di tahun 2022. Langkah ini sebagai upaya mendesiminasikan informasi memperkuat dukungan dalam terhadap Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023.
"Indonesia telah menetapkan target EBT yang ambisisis dalam kebijakan transisi energi dan strategis nasional melalui penyusunan Grand Startegi Energi Nasional. IEA menjadi mitra utama Indonesia selama bertahun-tahun dalam membantu Indonesia mencapai tujuan tersebut. Saya senang IEA akan meningkatkan dukungan ini melalui Aliansi IEA-Indonesia guna mewujudkan target tersebut," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Bagian penting dari adanya kolaborasi transisi energi ini adalah komitmen IEA terlibat dengan pemerintah Indonesia dalam memproiritaskan kebijakan energi. Sejak Indonesia menjadi anggota di 2015, hubungan bilateral terus diperluas pada sektor bahan bakar dan teknologi meliputi proses digitalisasi, implementasi teknologi, kondisi investasi, serta dukungan kebijakan dan peraturan.
Memiliki populasi lebih dari 279 juta jiwa yang tersebar di 17,000 pulau, Indonsia diharapkan menjadi negara tumbuh sebagai negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia. Melalui generasi muda, sumber daya alam yang melimpah, potensi energi terbarukan yang besar serta ambisi Presiden RI dalam memodernisasi sektor energi menjadikan Indonsia sebagai pemain utama energi global di masa mendatang.
IEA tengah membuka jalan menuju transisi energi bersih secara global melalui posisinya sebagai pemegang sumber terpercaya terkait data berkelas dunia, analisis dan rekomendasi kebijakan, dan bekerja di lapangan dalam membantu pemerintah mengimplementasikan kebijakan menjadi aksi nyata. (PD/NA)
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama
Agung Pribadi (08112213555)
The landmark IEA-Indonesia Energy Transition Alliance will build a path to a sustainable energy future
IEA and Indonesia establish new collaboration platform for accelerating energy transitions and driving sustainable and resilient recoveries from Covid-19 crisis
The IEA Executive Director, Fatih Birol, and Indonesia's Minister of Energy and Mineral Resources, Arifin Tasrif, today announced the IEA-Indonesia Energy Transition Alliance, marking a step-change in ambition for Indonesia's energy transition.
The Alliance enhances collaboration between Indonesia and the IEA on tackling the emerging energy challenges of our time - both within Indonesia and internationally. It acts as a framework to work together to support policy development, accelerate Indonesia's energy transition, and mobilize high-level political engagement. The Alliance will allow the IEA and Indonesia to build new partnerships and launch new workstreams to support Indonesia's international energy leadership.
The IEA has been working closely with the government of Indonesia since 2015, and the Agency's Clean Energy Transitions Programme has strengthened this engagement. With support from this IEA Programme, Indonesia is launching in 2021 new presidential priorities on renewable power and clean energy technologies, and a new national energy strategy and roadmap. In 2022, Indonesia will hold the Presidency of the G20. And in 2023, it will assume the Chair of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). During this critical period of policy evolution and international leadership for Indonesia, a key imperative is to ensure economies around the world recover from the Covid-19 crisis in a sustainable, and resilient way.
Indonesia's President Joko Widodo highlighted the strong emphasis his government is putting on the landmark initiative, announcing that he "supports Indonesia's Alliance with the International Energy Agency to secure the transformation towards clean and renewable energy."
Starting in 2021, the Alliance will underpin the IEA's ongoing support for Indonesia's energy transition and economic modernisation - including power system enhancement, renewables deployment, energy efficiency implementation and the strengthening of energy investment.
"As Indonesia emerges from the Covid-19 crisis and takes major steps towards growing its economy and modernising its energy sector, the decisions it takes in the next few years will have major impacts on regional and global energy trends," said Dr Birol, the IEA Executive Director. "I am very excited to launch this new Alliance with Minister Tasrif and honoured to have the support of President Joko Widodo in this important endeavour."
The Alliance aims to make progress in 2021 to enhance the conditions for scaling up both the IEA's and broader international support for Indonesia's energy ambitions. This will be underpinned by the IEA's unique position within the G20, enabling it to support Indonesia's Presidency in 2022. All these processes will in turn inform and strengthen the planning and formation of Indonesia's priorities as ASEAN Chair in 2023.
"Indonesia has set ambitious renewable energy targets outlined in energy transition policies and major national strategies, including the National Grand Strategy on Energy," said Mr Tasrif, Indonesia's Minister of Energy and Mineral Resources. "The IEA has been a key partner of Indonesia for years, helping Indonesia develop these goals - and I am pleased the IEA will scale up this support through the IEA-Indonesia Energy Transition Alliance to help materialize these targets."
At the heart of the IEA-Indonesia collaboration on energy transitions is the IEA's commitment to engage with key partner governments on energy policy priorities. Since Indonesia became an IEA Association country in 2015, bilateral cooperation has strengthened across a wide range of fuels and technologies, spanning areas such as digitalisation, technology implementation, investment conditions, and policy and regulatory support.
With a population of more than 270 million citizens spread across 17,000 islands, Indonesia is expected to become the world's fourth-largest economy by mid-century. Its young population, abundant natural resources, vast untapped renewable energy potential and the President's ambition to modernize its energy sector put Indonesia in a prime position to become a major player in the future of global energy.
The IEA is leading clean energy transitions globally through its authoritative position as a trusted source of world-class data, analysis and policy recommendations - and through its work on the ground helping governments turn policies into action.
Head of Communication, Public Information Services, and Cooperation Bureau
Agung Pribadi (08112213555)