Terima SILO, Rig CBM PPPTMGB “LEMIGAS” Siap Beroperasi

Wednesday, 15 October 2014 - Dibaca 1679 kali

DAWUAN - "Rig CBM PPPTMGB "LEMIGAS" siap digunakan karena telah mengantongi Surat Ijin Layak Operasi (SILO)," kata Kepala Bidang Program PPPTMGB "LEMIGAS", Usman Pasarai pada saat demo prototipe Rig CBM di Petrodrill Manufakturing Indonesia dengan sejumlah perwakilan KKKS CBM di Dawuan, Cikarang tanggal 15 Oktober 2014.

Dengan penerbitan SILO oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, maka prototipe rig CBM ini telah memenuhi kualifikasi keselamatan/keamanan rig standar minyak dan gas bumi dan layak beroperasi. Usman berharap agar KKKS CBM dapat memanfaatkan rig CBM tersebut.

Kemampuan prototipe ini dirancang setara dengan rig migas berkapasitas 440 HP (horse power) dan dapat melakukan pemboran sedalam 1.000-1.500 meter. Dibanding rig migas, rig CBM ini menggunakan sistem transmisi hidrolik untuk memudahkan pemboran. Unit pembawa rig (carrier) didesain agar sesuai dengan kondisi lebar jalan di Indonesia. Sistem penggerak memiliki roda 8 x 8, yang cocok untuk dioperasikan pada medan yang berat dan berlumpur. Waktu mobilisasi peralatan juga dirancang lebih singkat, proses rig up and down yang cepat, dan jumlah awak yang sedikit saja maka proses pemboran dapat berlangsung cepat dan ringkas.

Rig yang dirancang khusus untuk pemboran CBM ini jug dilengkapi sistem transmisi, menara, top power head, sasis heavy duty untuk pergerakan medan berat, sistem feeding, console pengoperasian dan sistem listrik untuk mendukung operasi.

Tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) prototipe ini telah telah mencapai lebih dari 40 persen yang meliputi sasis, kabin, roda (unit carrier), beberapa komponen mesin, sistem hidrolik, menara (I), dan sistem elektrik. TKDN prototipe ini masih dapat ditingkatkan karena PPPTMGB "LEMIGAS" berencana melengkapi peralatan rig ini pada tahun 2014 dan 2015.

Biaya operasional menggunakan rig CBM ini juga lebih murah, biaya pemboran termasuk proses logging, pemasangan casing dan cementing) dapat ditekan hingga 60% dibanding dengan rig migas konvensional maupun rig CBM impor. Mengingat jumlah sumur CBM yang diperlukan pada setiap lapangan berjumlah besar maka penghematan biaya sebesar itu akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keekonomian pengeboran CBM.

Pembuatan rig CBM ini dilatarbelakangi oleh pencanangan "Tahun Pemboran" oleh SKK Migas pada tahun 2013. Sekitar 412 sumur CBM ditargetkan dapat dibor hingga tahun 2015, namun ketersediaan rim pemboran CBM yang ada di Indonesia belum bisa mencukupi. Bila menggunakan rig migas maka biaya pemboran CBM akan memerlukan biaya yang tinggi dan tidak sebanding dengan harga jual CBM. Jika biaya pemboran dapat ditekan maka aspek keekonomian dari pengusahaan CBM akan lebih kompetitif.

Atas dasar terebut maka PPPTMGB "LEMIGAS" menggandeng Petrodrill Manufakturing Indonesia untuk merancang bangun dan pengembangan rig CBM pada tahun 2013. Rig CBM ini merupakan kombinasi antara rig migas konvensional dan rig tambang. Para peneliti memberikan masukan terhadap desain dan spesifikasi rig berdasarkan pengalaman mereka saat melakukan penelitian dan pengembangan CBM di lapangan Rambutan Sumatera Selatan sejak tahun 2006. Proses manufaktur dilaksanakan di workshop di Dawuan, Jawa Barat selama 110 hari.

Prototipe ini telah diserahterimakan pada tanggal 22 Desember 2013. Petrodrill Manufakturing Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen rig, piston dan plunger pompa serta penyedia jasa service rig migas. Kinerja perusahaan ini telah meraih pengakuan dari American Petroleum Institute (API).

Kepala Divisi Survei dan Pemboran, SKK Migas, Ngatijan menjelaskan bahwa pihaknya menyambut baik pengoperasian rig CBM PPPTMGB "LEMIGAS". Ia mengakui pengelolaan CBM di tanah air tidak seperti yang diharapkan. Dari 119 sumur CBM yang direncanakan untuk dibor, hanya 14 sumur yng dapat direalisasikan hingga pertengahan tahun ini. Pengembangan CBM masih terkendala oleh beberapa masalah seperti ijin penggunaan lahan dan hutan, finansial serta keterbatasan rig.

Jika harga penggunaan rig CBM "PPPTMGB "LEMIGAS" lebih murah, dengan sendirinya KKKS CBM akan menggunakan rig tersebut. Ngatijan mengakui saat ini KKKS masih ragu untuk menggunakan produk dalam negeri. Ia berjanji untuk mendiskusikan agar ada KKKS CBM yang memberikan kesempatan untuk melakukan pemboran menggunakan rig CBM PPPTMGB "LEMIGAS", setidaknya melalui pilot project.

Ngatijan mengingatkan agar PPPTMGB "LEMIGAS" dapat membuktikan kehandalan teknologi dan keekonomian penggunaan rig CBM tersebut. Saat ini tantangan rig CBM juga cukup besar, apalagi kinerja produsen rig Tiongkok juga sudah bagus dengan harga yang cukup murah dibandingkn produk dari Eropa/Amerika. (ER)

Share This!