Subsidi Akan Dialihkan Ke Kegiatan Produktif

Tuesday, 4 November 2014 - Dibaca 1292 kali

JAKARTA - Subsidi Bahan Bakar telah banyak diakui sebagai tidak adil, menciptakan beban besar bagi perekonomian dan menyebabkan sumber energi lainnya tidak dapat berkembang seperti yang diharapkan. Selain itu, subsidi yang dinikmati oleh orang-orang benar-benar dapat membeli BBM non subsidi. Subsidi juga berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kendaraan pribadi dan dengan demikian menciptakan dampak lain pada transportasi jalan di berbagai kota besar di Indonesia. Subsidi yang besar ini harus segera diubah menjadi beberapa kegiatan yang lebih produktif.

Pemerintah akan mengubah subsidi ke dalam kegiatan productif agar dapat dinikmati oleh orang-orang layak untuk mendapatkan subsidi. Pemerintah akan menerapkan program-program yang pro rakyat dan pro-miskin melalui penyediaan Kartu Sehat dan Kartu Pintar, demikian diungkapkan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said di kantor SKK Migas, Jumat (31/10/2014).

Dengan mengubah subsidi menjadi kegiatan produktif, atau harga BBM diatur mendekati harga keekonomiannya, maka akan menyebabkan kesenjangan yang lebih rendah antara bersubsidi dan non BBM bersubsidi dan subsidi, lanjut Menteri.
Pada 2015, Komite Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat telah menetapkan subsidi BBM sebesar Rp. 276 triliun yang terdiri dari bensin (premium), minyak tanah dan solar sebesar Rp. 19464 triliun, LPG 3 kg sebesar Rp. 551 triliun dan LGV sebesar Rp. 4,2 miliar.

Total subsidi dalam lima tahun terakhir sebesar sekitar Rp. 1500 triliun, pada saat yang sama anggaran untuk infrastruktur sekitar Rp. 600 trilliun dan program kesejahteraan rakyat sekitar Rp. 600 trilliun, berbeda jauh dari yang dialokasikan untuk subsidi energi. "Kondisi ini tidak produktif dan dengan demikian perlu beberapa kebijakan yang jelas untuk mengubah subsidi BBM menjadi banyak kegiatan produktif seperti untuk pendidikan, kesehatan, kegiatan ekonomi kecil dan menengah, dll," ujar Menteri. (SF)

Share This!