Perkembangan Aktifitas Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Saturday, 17 November 2007 - Dibaca 6972 kali

Menurut keterangan Kepala Badan Geologi, Bambang Dwiyanto, status G. Merapi diturunkan menjadi Aktif Normal dari sebelumnya Waspada hal ini diambil berdasarkan hasil evaluasi data kegempaan dan pengamatan secara visual serta analisis data lainnya selama satu bulan, dimana perkembangan kubah lava, emisi gas CO2 pada kondisi mendekati normal dan proses erupsi vulkanik tahun 2006 telah berhenti.

Ditambahkan oleh Beliau, masyarakat disekitar G. Merapi agar menghentikan aktifitas penambangan pasir apabila terjadi musim hujan di sekiktar puncak dan tetap waspada terhadap ancaman bahaya sekunder berupa lahar terutama pada sungai-sungai yang terisi oleh material letusan pada tahun 2006.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi masih merekam intensitas rentetan gempa vulkanik yang disertai gempa tremor, dan gempa hembusan pada empat gunungapi berstatus Siaga (G. Soputan, G. Karangetang, G. Kelud dan G. Anak Krakatau), hanya G. Anak Krakatau dan G. Kelud yang masih menunjukkan aktifitasnya secara signifikan sedangkan kedua gunungapi sisanya menuju mengarah kestabilan.

Data kegempaan dan visual G. Anak Krakatau pada tanggal 14 - 15 Nopember hingga pukul 06.00 WIB, mencatat adanya 12 kali vulkanik dalam, 109 kali Gempa vulkanik dangkal, 415 kali gempa letusan, 86 kali gempa tremor dan 124 kali gempa hembusan, pengamatan visual tidak teramati karena dalam dua hari tersebut gunung tertutup kabut.

Data kegempaan G. Kelud pada periode waktu tanggal 13-14 Nopember 2007 hingga pukul 18.00 WIB, mencatat terjadinya 682 gempa hembusan, gempa tremor vulkanikk over scale 3 kali, dan beberapa kali gempa tremor vulkanik baik menerus maupunn tidak menerus. Pengamatan secara visual memperlihatkan masih adanya lontaran-lontaran lava pijar dan leleran lava dari beberapa titik dan setelah kontak dengan air menimbulkan asap putih tebal dengan ketinggian 100 meter. Hasil pengukuran Deformasi Tiltmeter di stasiun Sumbing menunjukkan komponen tangensial dan radial stabil pada nilai 99.8-101 mikro radian.

Mengenai Bencana gempabumi yang terjadi pada tanggal 10 dan 13 Nopember 2007, Kepala Badan Geologi menjelaskan, gempabumi yang terjadi pada tanggal 10 Nopember 2007 terjadi pada pukul 09:43;43 WIB dan berdasarkan informasi BMG gempabumi pusat gempa berada di laut pada koordinat 8.85?LS dan 107.69?BT, magnituda 5,5 SR, serta kedalaman 10 km di bawah dasar laut, pusat gempa berjarak 178 km Baratdaya Tasikmaiaya, Jawa Barat.

Sedangkan gempa pada 13 Nopember 2007 terjadi pada pukul 21:38:24 WIB magnituda 5,1 SR, terjadi di perairan selatan Propinsi Jawa Barat, dan berdasarkan informasi dari BMG, pusat gempa berada pada koordinat 7,18 LS dan 107, 08 BT pada kedalaman 131 Km berada pada 30 Km Tenggara Sukabumi, Jawa Barat.

Kedua gempa ini disebabkan oleh aktifitas subduksi antar lempeng, dengan kondisi daerah terkena gempa disusun oleh endapan aluvium, endapan gunungapi berumur Kuarter serta batuan sedimen dan batuan gunungapi berumur Tersier yang mengalami pelapukan sehingga bersifat memperkuat efek goncangan gempabumi.

Selanjutnya Kepala Badan Geologi, merekomendasikan agar masyarakat tetap tenang dengan kejadian gempabumi ini karena walaupun berpusat dilaut energinya tidak cukup untuk menimbulkan tsunami.

Share This!