Perkembangan Aktifitas G. Soputan

Wednesday, 15 August 2007 - Dibaca 5444 kali

Menurut Kepala Badan Geologi, Bambang Dwiyanto, dari hasil pengamatan petugas pos gunung api G. Soputan, pada tanggal 12 Agustus 2007 data kegempaan tercatat 160 kali gempa guguran dan 2 kali gempa tektonik, teramati asap putih tipis-sedang dengan ketinggian 25-50 m dan samar-samar teramati sinar api diatas kubah. Pada tanggal 13 Agustus 2007 terjadi 632 kali gempa guguran dan tremor tidak menerus dengan amplituda antara 2-15 mm, dan teramati asap putih-kelabu tebal. Pada hari selanjutnya tremor terekam semakin besar dengan amplituda maksimum mencapai 15-35 mm. Pengamatan visual juga menunjukkan terjadi leleran lava pijar dan awan panas guguran kearah Baratdaya dengan jarak luncur mencapai 500 m disertai dengan suara dentuman gemuruh cukup kuat terdengar hingga pos PGA Lokon di Tomohon (30 km utara G. Soputan). Teramati juga hembusan abu berwarna kelabu tebal mencapai tinggi 1000 m diatas puncak mengarah ke Utara - Barat.

Berdasarkan sejarah aktifitas G. Soputan, pertumbuhan kubah lava dimulai sejak tahun 1991. Lava kemudian meluber keluar dari bibir kawah sehingga sering terjadi guguran lava dengan jarak luncur 2-4 km. Demikian pula terjadi letusan sekunder, berupa letusan Freatik (letusan uap) yang dapat memicu guguran lava dan awan panas guguran pada musim hujan.

Berdasarkan data Tiltmeter, deformasi G. Soputan baik komponen radial, tangensial dan temperatur menunjukkan peningkatan, temperatur permukaan tanah meningkat mencapai 50? C (sebelumnya rata-rata dibawah 30? C).

Sehubungan peningkatan aktifitas G. Soputan, Kepala Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat di sekitar G. Soputan untuk tenang tidak khawatir terhadap peningkatan aktifitas G. Soputan. Demikian pula selalu mengikuti arahan SATLAK PB setempat. Masyarakat dilarang melakukan pendakian dan tidak melakukan aktifitas disekitar camping ground (radius 6 km dari puncak). Tidak diperlukan aktifitas pengungsian serta disarankan memakai masker hidung dan mulut jika terjadi hujan abu karena dikhawatirkan akan mengganggu saluran pernapasan.

Share This!