Peningkatan Kapasitas Produk Penerima Penghargaan Energi 2011

Friday, 4 April 2014 - Dibaca 1609 kali

MALANG - Kelompok Tani Usaha Maju II Penerima Penghargaan Energi Prakarsa tahun 2011, berkat bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) dari PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), Surabaya berhasil mewujudkan cita-cita mereka mewujudkan Kampung Mandiri Energi. Selain meningkatkan kapasitas produknya dengan membangun biodigester komunal, Kelompok Tani ini juga menerima bantuan dari PT Cipta Karya berupa instalasi air bersih pedesaan.

Bantuan yang diberikan oleh Penerima Penghargaan Energi tahun 2013 ini sebesar Rp. 88.500.000 dipergunakan oleh Kelompok Tani Usaha Maju II dengan membangun tiga biodigester komunal berukuran 30 m3. Setiap biodigester berskala besar ini dapat memenuhi kebutuhan memasak untuk 15 kepala keluarga (KK).

Peresmian biodigester komunal tersebut dilakukan oleh Bupati Malang, Rendra Krisna bertempat di Dusun Bendrong, Desa Argosari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Senin (31/03/2014) lalu. Badan Litbang ESDM sebagai pelaksana Penghargaan Energi juga diundang pada acara peresmian tersebut.

Bupati Rendra Kresna menjelaskan, bantuan biodigester ini akan membantu 45 KK memenuhi kebutuhan energi masyarakat di Dusun Bendrong. Presiden Kehormatan Arema LSI ini berpesan agar masyarakat untuk dapat merawat dan dan memelihara bantuan PT. PJB tersebut, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam jangka waktu lama. Kabupaten Malang punya potensi air, peternakan, sampah maupun potensi lainnya yang dapat dijadikan sumber energi bagi masyarakat yang tidak pernah habis.

Pemberian bantuan CSR dari PT PJB Surabaya ini merupakan tindak lanjut pelaksanaan Forum Litbang ESDM yang dilaksanakan di Jakarta tanggal 23 Oktober 2013. Pada kesempatan tersebut Badan Litbang ESDM mempertemukan para pemenang Penghargaan Energi kategori perorangan dan kelompok dari tahun 2011-2013 dengan para pemangku kepentingan di sektor ESDM.

Sekretaris Badan Litbang ESDM, Agus Cahyono Adi yang mewakili Kepala Badan Litbang ESDM menjelaskan forum tersebut merupakan upaya pemberdayaan Penerima Penghargaan Energi untuk meningkatkan keahlian teknis dan manajemen serta memperluas jaringan. Berdasarkan data penerima Penghargaan Energi, ada empat penerima Penghargaan Energi dari Kabupaten Malang. Penerima Kategori Prakarsa Perorangan adalah Dr. Muhammad Nurhuda, Prakarsa Kelompok adalah Kelompok Tani Usaha Maju dan Koperasi Agro Niaga Jabung. Pemerintah Kabupaten Malang juga sebagai Penerima Penghargaan Energi Kategori Prabawa pada tahun 2012.


Sebelumnya warga desa yang berbatasan dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ini mengumpulkan kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak. Akibatnya kerap terjadi konflik, baik antara masyarakat dengan pengelola kawasan, maupun konflik antara manusia dengan satwa. Akibat penebangan kayu secara sembarangan, hutan pun mengalami deforestasi dan bencana alam kerap tidak terelakkan.

Untuk mengurangi ketergantungan pada energi tak terbarukan maupun kayu, kelompok tani yang dipimpin Muhammad Slamet ini menggagas biogas sebagai energi terbarukan dengan memanfaatkan limbah ternak sapi. Awalnya pada tahun 2008 para petani menggunakan biogas skala rumah tangga. Untuk meringankan pembayaran, kelompok ini menggunakan sistem arisan sebesar Rp 5.000,- per orang. Para petani secara bergiliran dapat membeli reaktor seharga Rp 2 juta - 3 juta per unit.

Setelah mendapatkan manfaat secara nyata, masyarakat setempat pun mulai beralih menggunakan biogas, bahkan beberapa di antaranya membangun biodigester komunal. Kini kelompok tani ini telah memiliki lebih dari 170 reaktor biogas yang didanai secara swadaya. Jumlah ini cukup besar mengingat jumlah KK di Dusun Bendrong sekitar 452 KK.

Ketua Kelompok Tani Usaha Maju II, Muhammad Slamet menyatakan, bantuan seperti yang diberikan oleh PT. PJB dan PT Cipta Karya sangat diharapkan oleh masyarakat. Lebih dari setengah penduduk desa Argosari terbilang miskin, sehingga tidak mampu membeli digester secara swadaya. Ia mengharapkan agar ada pemangku kepentingan lain yang bersedia membantu membangun biodigester lebih banyak lagi.

Di samping mendapatkan bahan bakar ramah lingkungan. Sisa fermentasi bahan organik dalam digester pun dapat digunakan sebagai pupuk organik. Petani di Dusun Bendrong sudah beralih menggunakan pupuk hayati. Pada tahun ini jumlahnya produksi pupuk mencapai lebih dari 70 ton. Produksi pupuk organik itu juga meningkatkan pendapatan bagi petani dan peternak. Ongkos produksinya tidak lebih dari Rp 2.500, sementara, harga jualnya bisa mencapai Rp 5.000 per kilogramnya.

Kini warga Desa Argosari tidak hanya memanfaatkan biogas untuk bahan bakar kompor, tetapi juga untuk menerangi rumah dan lingkungan desa di malam hari. Beberapa di antaranya bahkan menggunakan untuk menggerakkan mesin penggiling padi.(ER)

Share This!