Pengalihan Subsidi Bukan Semata Persoalan Anggaran

Wednesday, 5 November 2014 - Dibaca 1331 kali

JAKARTA - Subsidi yang mancapai hampir Rp 400 triliun tentunya akan membebani anggaran negara. Anggaran yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih produktif dan lebih mengena di masyarakat bawah habis hanya untuk "dibakar" saja. Persoalan subsidi menurut Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, bukan semata-mata hanya masalah anggaran, namun subsidi yang sedemikian besar dialihkan ke sektor produktif yang lebih prioritas dan mengena ke masyarakat bawah.

"Presiden kemarin dalam pertemuan dengan para Gubernur menyampaikan, bahwa sudah lebih dari lima tahun saluran irigasi tidak diperhatikan, sarana cold storage untuk para nelayan, infrastruktur pelabuhan harus dibangun berkaitan dengan tema maritim, kemudian pemberian bibit-bibit untuk para petani, bantuan kapal kepada nelayan itu akan menjadi program-program prioritas kedepan," ujar Sudirman Said hari ini, Rabu (05/11/2014) di Kantor Pusat Pertamina.

"Kegiatan-kegiatan yang saya sebutkan diatas itu memerlukan pembiayaan, program-program yang baik kita pingin dibiayai, dan karena itu, harus diyakinkan pemberian kepada rakyat itu sampai kepada yang penerimanya secara langsung," lanjut Menteri.

Berdasarkan catatan yang ada, perkembangan subsidi energy periode tahun 2005 hingga 2013 menunjukkan peningkatan yang tajam seiring meningkatnya konsumsi dan harga. Tahun 2005, realisasi subsidi energy mencapai Rp 113,9 triliun, menurun menjadi Rp 98,1 triliun tahun 2006, kemudian meningkat kembali menjadi Rp 121,1 triliun pada tahun 2007. Tahun 2008, meningkat tajam menjadi Rp 221,1 triliun dan kembali turun pada tahun 2009 menjadi Rp 98,7 triliun.

Tahun 2010, realisasi subsidi energy kembali turun menjadi Rp 140,4 trilun, tahun 2011, meningkat kembali menjadi, Rp 261,4 triliun, terus meningkat menjadi Rp 315,98 pada tahun 2012 dan turun menjadi Rp 299,8 triliun pada tahun 2013.

Dengan besaran yang disebutkan diatas menunjukkan, porsi subsidi energy dalam APBN tersebut mencapai 17,7 persen dari total belanja Negara tahun 2013. Mengambil istilah Mantan Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo, subsidi BBM maupun listrik yang mencapai sekitar Rp 300 hingga 350 triliun tersebut ibarat "menggarami air laut" berapapun yang diberikan tidak akan mampu merubah rasanya. (SF)

Share This!