Operasi Pasar dan Extra Droping Atasi Kelangkaan Minyak Tanah

Monday, 27 August 2007 - Dibaca 7158 kali

'Sedang 70% volume minyak tanah yang ditarik dalam program konversi sebesar 20% dikembalikan ke pasar,' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Senin (27/8) petang usai memimpin rapat mengenai pelaksanaan program konversi minyak tanah ke elpiji.

Hadir pada acara di ruang rapat Menteri ESDM tersebut antara lain Dirjen Migas Luluk Sumiarso, Kepala BPH Migas Tubagus Haryono dan beberapa anggota Komite BPH Migas, Dirut PT Pertamina Ari H Soemarno, Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina Achmad Faisal.

Selain membanjiri minyak tanah dengan OP dan ED pada kawasan yang terjadi kelangkaan, menurut Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, untuk daerah lain pelaksanaan konversi terus dilanjutkan pembagian kompor dan tabung elpiji. Hanya saja minyak tanah belum dilakukan penarikan. Hingga terjadi keseimbangan.

Hanya 4 %


Diungkapkan oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro untuk kawasan Jadebotabek berdasarkan data PT Pertamina kelangkaan minyak tanah ternyata hanya terjadi pada 4 % pangkalan yang ada. 'Dari 4997 pangkalan minyak tanah di Jadebotabek hanya 200 saja yang mengalami kelangkaan. Jadi hanya sebagian kecil saja,' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.

Sedang pelaksanaan program konversi ke elpiji di Jadebotabek hingga kini telah melibatkan 580.135 KK. Sedang elpiji yang tersalurkan sebesar 3960 ribu ton. Minyak tanah yang ditarik sebesar 34.735 KL. 'Penghematan yang berhasil dilakukan sebesar Rp 126 miliar,' ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.

Pelaksanaan program konversi pada sebagian besar daerah di Jadebotabek berjalan dengan baik. Dicontohkannya untuk kawasan Kelurahan Cempaka Baru, Kecamatan Kemayoran berjalan dengan lancar. Di daerah ini telah terjadi keseimbangan dan pasar berada dalam keadaan stabil kendati minyak tanah ditarik.

Selain itu proporsi antara minyak tanah yang ditarik dengan pemakaian elpiji mencapai 2,5 dibanding 1. Dari 300 KL/bulan minyak tanah yang ditarik bisa digantikan dengan 114 metrik ton/bulan elpiji. Ini lebih baik mengingat targetnya adalah 2 dibanding 1.

Terjadinya kelangkaan minyak tanah disimpulkan sebagai konsekuensi awal konversi ke elpiji. Selain itu juga akibat terjadinya aliran dari daerah non konversi ke daerah konversi, adanya rush akibat panic buying serta ulah spekulan yang memanfaatkan situasi untuk kepentingannya sendiri.

Share This!