Menteri ESDM: Bertekadlah Untuk Tidak Menjadi Bagian Yang Merusak Negara Ini

Friday, 10 July 2015 - Dibaca 883 kali

CEPU - Usai mewisuda, kepada para Wisudawan-Wisudawati Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (STEM) "Akamigas" di Cepu, Jawa Tengah, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said berpesan dengan tegas, Kalaupun tidak mau menjadi pahlawan, sekurang-kurangnya bertekadlah untuk tidak menjadi bagian yang merusak Negara ini, jadilah teladan bagi keluarga dan masyarakat dan bukan sebaliknya. Jumat (10/7).

"Bagi saya, bagi kita semua, fokus pada pendidikan, fokus pada mengangkat harkat dari masyarakat merupakan satu prioritas yang penting dan perjuangan yang mulia, karena itu sejak saya menjadi Menteri ESDM saya terus memperhatikan STEM dan sampai hari ini terus berpikir bagaimana meningkatkan mutu dan jangkauan dari lembaga pendidikan ini," ujar Sudirman.

Menciptakan manusia terdidik dan peduli adalah tugas kita bersama karena hanya dengan itulah kita sebagai bangsa sebagai warga bisa terus memberikan solusi-solusi terbaik untuk masalah-masalah yang kita hadapi, lanjut Sudirman.

"Saya ingin saudara semua menjadi teladan bagi keluarga, menjadi pilar bagi pertumbuhan keluarga keseluruhan. Dan kalaupun tidak mau disebut pejuang mohon dicatat paling tidak dalam perjalanan karir saudara kedepan sampai pensiun nanti sekurang-kurangnya tidak dicatat sebagai bagian yang merusak Negara

"Kalaupun tidak mau menjadi pahlawan, sekurang-kurangnya bertekadlah untuk tidak menjadi bagian yang merusak Negara ini," tegas Sudirman.

Negara lanjut Sudirman, memiliki andil dalam menciptakan pemimpin-pemimpin bangsa. Untuk perguruan tinggi seperti STAN, Akademi Militer, Akademi Polisi, STEM Akamigas, dan lembaga pendidikan lain milik pemerintah adalah lembaga pendidikan yang dibiayai oleh negara. Bahkan beberapa Universitas umum juga sebagian mendapatkan bantuan dana dari pemerintah, maka perilaku kitalah menentukan masa depan bangsa.

Pendidikan menjadi pembeda antara seseorang dengan yang lain. Lembaga pendidikan dapat mencetak profesional. Namun untuk menjadi profesional yang hebat, tidak hanya pendidikan yang perlu di selesaikan. Harus memiliki pengetahuan sebagai kekuatan individu, menjunjung tinggi etika sebagai pengendali tindakan. "Dengan demikian, negara yang berisi profesional-profesional hebat dengan pemikiran-pemikiran ideal akan menjadikan negara tersebut menjadi negara maju. Karena negara yang maju adalah negara yang norma dan realitanya tidak memiliki jurang pemisah yang jauh", imbuhnya.

Menurut Sudirman, pendidikan adalah ekskalator (tangga) di perkembangan kehidupan sosial. Sejarah membuktikan bahwa pendidikan juga telah berperan besar dalam lintasan sejarah. Pada tahun 1908 terjadi kebangkitan nasional. 1928 ada sumpah pemuda. Selanjutnya di Tahun 1945 Indonesia merdeka. Pada 1998 sejarah menorehkan reformasi dan babak baru demokrasi Indonesia. Demikian seterusnya. "Mungkin 20 tahun setelah Tahun 2008 ada suatu babakan baru dalam lintasan sejarah", ungkap Sudirman. (KA/SF)

Share This!