Letusan G. Gamkonora: Masyarakat Sekitar Diminta Waspada

Wednesday, 11 July 2007 - Dibaca 6029 kali

Menurut Kepala Badan Geologi, Bambang Dwiyanto, menyusul meningkatnya kegiatan G. Gamkonora khususnya sejak tanggal 1 Juli 2007, maka pada tanggal 8 Juli 2007, status G. Gamkonora ditingkatkan menjadi Waspada. Sementara itu pada tanggal 9 Juli, seismograf merekam getaran (tremor) menerus dengan amplitido 6-8 mm diiringi dengan gempa-gempa letusan dengan magnitude mencapai 30 mm. Demikian pula asap hembusan mencapai ketinggian 1000 m diatas puncak G. Gamkonora. Pada jam 10 WIT, status G. Gamkonora ditingkatkan menjadi Siaga. Pada sekitar pukul 16.30, hembusan abu semakin tinggi hingga mencapai sekitar 4000 m dari puncak G. Gamkonora. Dengan kondisi ini maka status G. Gamkonora kembali dinaikkan menjadi Awas pada pukul 16.30 WIT.


Sehubungan dengan letusan ini, masyarakat di sekitar G. Gamkonora diharap tenang, tidak terpancing isu-isu tentang letusan G. Gamkonora. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Propinsi Maluku Utara (selaku Ketua SATKORLAK PB) dan Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat (Ketua SATLAK PB) tentang aktivitas G. Gamkonora. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari SATLAK PB dan SATKORLAK PB. Masyarakat di sekitar Gunungapi Gamkonora dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati kawah yang ada di puncak G. Gamkonora. Bagi masyarakat yang bermukim pada radius 8 km dari pusat letusan (Kp. Baru, Kp. Adu, Kp. Nanas, Kp. Ngawet, Kp. Jere, Kp. Gamsungi, Kp. Bataka, Kp. Talaga, Kp. Tobelos, Kp. Gamkonora dan Kp. Sarau), untuk menghindari lontaran material pijar dan hujan abu lebat direkomendasikan untuk mengungsi ke Kecamatan Ibu.

Jika terjadi hujan abu cukup deras, agar masyarakat menggunakan masker penutup hidung dan mulut; karena abu vulkanik yang terhirup dapat mengganggu saluran pernapasan. Mengingat letusan telah mencapai sekitar 4000 m, laporan dan pemberitahuan telah juga disampaikan kepada Direktur Keselamatan Penerbangan untuk mengantisipasi kemungkinan bahaya letusan terhadap jalur penerbangan.

Share This!