Kurangi Kecelakaan Kerja, Badiklat ESDM Laksanakan Workshop

Thursday, 8 May 2014 - Dibaca 1935 kali

BANDUNG - Industri pertambangan merupakan salah satu industri strategis bagi pembangunan nasional Indonesia dan bersifat multiflier effect. Selain mendatangkan devisa negara, industri ini juga membuka lapangan kerja yang luas. Dalam rangka mengurangi terjadinya kecelakaan kerja di industri pertambangan, Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) ESDM melaksanakan workshop inspektur tambang bekerjasama dengan International Mining for Development Centre (IM4DC), Australia. Workshop yang berlangsung selama dua hari (7-8 Mei 2014) tersebut dimaksudkan sebagai ajang untuk saling bertukar pengalaman dan informasi. Hadir sebagai pembicara antara lain dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara KESDM, Koordinator Inspektur Tambang Nasional, dan ahli K3 dari Universitas Queensland, Australia.

Dalam sambutannya, Kepala Badiklat ESDM, Djadjang Sukarna, mengatakan, "menyikapi peran strategis industri pertambangan, Badiklat ESDM tidak henti-hentinya berupaya meningkatkan kompetensi SDM sektor ESDM khusunya pada kesempatan ini sub sektor Pertambangan Mineral dan Batubara, baik bagi aparatur pemerintah maupun industri".

Dalam rangka penyiapan SDM yang handal dan profesional untuk menunjang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara nasional yang baik dan benar (good mining practice), Badiklat ESDM terus meningkatkan kerjasama dengan mitra dari luar negeri dan dalam negeri dengan lingkup kerjasama antara lain, pengembangan program pendidikan dan pelatihan, penguatan tenaga pengajar (WI), maupun penguatan kelembagaan, termasuk didalamnya penyusunan standar kompetensi, lanjut Djadjang.

Tujuan diselenggarakannya workshop ini adalah dalam rangka pertukaran informasi dan berbagi pengalaman antara Inspektur Tambang Indonesia dengan ahli K3 dari University of Queensland, Austrlia, untuk kemudian akan diidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan sebagai dasar pengembangan standar kompetensi pendidikan dan pelatihan bagi Inspektur Tambang. Untuk tujuan tersebut, workshop dihardiri oleh peserta dari alumni diklat Inspektur Tambang, komunitas akademisi, dan praktisi.

Nota Kesepahaman kerjasama pengembangan SDM dengan IM4DC ditandatangani pada tahun 2012 dan berlaku selama 3 (tiga) tahun, mencakup 3 (tiga) sub sektor, antara lain bidang pertambangan, minyak dan gas bumi, dan geologi. "Implementasi kerjasama sub sektor pertambangan sudah berjalan selama 2 (dua) tahun dan akan menghasilkan Master Trainer Inspektur Tambang, yang selanjutnya akan menjadi pengajar di tingkat nasional", ujar Ian Satchwel, Direktur IM4DC.

Menyadari bahwa kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja, upaya-upaya pencegahan melalui pengawasan kecelakaan kerja menjadi prioritas utama bagi kerja Inspektur Tambang pemerintah maupun industri.
Sebagai contoh, Manajer K3 PT Freeport Indonesia mengatakan, "kecelakaan kerja yang terjadi diperusahaanya tergolong rendah, namun kecelakaan kematian masih dominan terjadi. kondisi geografis area pertambangan yang berada di remote area, dengan kondisi jalan yang berbatu, sering menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja, disamping kecerobohan pekerja itu sendiri". Begitu pula yang disampaikan oleh Koordinator Nasional Inspektur Tambang , Ilham Munandar, "Sebagian besar kecelakaan kerja pertambangan di Indonesia terjadi disebabkan oleh tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman" tuturnya.

Sebagai penutup, Kepala Badiklat ESDM mengatakan, "SDM merupakan sumber daya yang bernilai tinggi yang dimiliki Indonesia. Dengan SDM yang profesional, kami berkeyakinan bahwa pengelolaan pertambangan nasional, dan pengawasan kegiatan pertambangan dapat dioptimalkan sehingga dapat meningkatkan devisa negara". (NAA)

Share This!