Kabupaten Raja Ampat, Butuh Pasokan Listrik

Thursday, 19 June 2014 - Dibaca 2967 kali

RAJA AMPAT - Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, meski telah mengoptimalkan sumber-sumber energy alternatif yang ada, seperti matahari dan air, namun belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Raja Ampat, sehingga masih rutin dilakukan pemadaman. Saat ini seluruh pasokan listrik yang ada di Kabupaten Raja Ampat dipasok dari pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) kapasitas 2.500 KVa.

Kabupaten Raja Ampat saat ini seperti baru bangun dari tidur panjangnya, sejak mencuatnya nama Raja Ampat sebagai surga dunia bawah laut, wisatawan domestik maupun internasional terus berdatangan, hal ini tentu saja membawa konsekuensi bagi pemerintah dan masyarakat setempat.

Salah satu konsekunsi yang secepatnya diadakan untuk mendukung pertumbuhan ecowisata tersebut antara lain, Infrastruktur pendukung seperti pelabuhan laut dan udara, jalan raya, dan infrastruktur energi yang masih minim.

Pembangunan untuk melengkapi fasilitas yang ada sedang dilakukan Pemerinta Kabupaten Raja Ampat "seperti, perluasan bandara, dermaga dan desa-desa wisata terus dipacu pembangunannya. Sama seperti yang lainnya, pembangunan sumber daya manusia juga dilakukan dengan training, diklat dan peningkatan pendidikan formil.

Bagaimana dengan ketersediaan dan pembangunan infrastruktur energi?..yang tentunya memiliki peran yang sangat vital untuk menggerakan roda perekonomian. Tanpa energy bagaimana mungkin semua kegiatan ekonomi dapat dilaksanakan, bukankah energy saat ini sudah merupakan kebutuhan yang vital.

Pasokan listrik di Kabupaten Raja Ampat khususnya di Kota Waisai saat ini dipasok dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Waisai, dengan kapasitas 2.500 KVA, ujar Sekretaris Kepala Dinas Pertambangan Dan Energi, Kabupaten Raja Ampat, Yunus Burdam, ditemui disela-sela acara Seminar Internasional Seminar on Sustainable Management of Marine Biodiversity di Gedung Pari, Raja Ampat, Selasa (17/6/2014).

PLTD yang dibangun dengan anggaran APBD tahun 2005 tersebut lanjut Burdam, belum mencukupi kebutuhan 1,921 pelanggan, karena saat ini, 1 unit generatornya mati sehingga pasokan yang seharusnya mencukupi beban puncak mencapai yang 1.900 KVA, kini tidak lagi mencukupi, maka terjadilah pemadaman.

Lalu bagaimanakah dengan upaya Pemerintah Pusat dalam mendukung pertumbuhan dan kemajuan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat!..Provinsi Papua Barat termasuk didalamnya Kabupaten Raja Ampat ratio elektrifikasinya masih dibawah rata-rata nasional. Untuk itu Pemerintah Pusat berupaya untuk meningkatkan elektrifikasi Papua Barat dengan membantu meningkatkan penyediaan energy menggunakan dana APBN, APBD, Dana Alokasi Khusus Bidang Listrik Pedesaan dan dana hibah negara donor.

Dana Alokasi Khusus Bidang Listrik Pedesaan, dimanfaatkan untuk membangun PLTS Terpusat dan Tersebar, seperti yang terdapat di 22 Kampung dengan total 797 PLTS tersebar dan 1 unit PLTS Terpusat di Distrik Batanta di Kabupaten Raja Ampat. Dana alokasi khusus juga dipergunakan untuk membangun 2 unit PLTMH masing-masing berkapasitas 20 KW juga di Kabupaten Raja Ampat.

Tahun ini, Pemerintah Pusat cq, Kementerian ESDM akan mengalokasikan dana APBN Rp 2,3 triliun untuk melaksanakan program listrik desa (Lisdes) diseluruh wilayah Indonesia yang sebagian diantaranya dialokasikan untuk Provinbsi Papua Barat. Di Kabupaten Raja Ampat Program listrik desa yang merupakan penggerak ekonomi pedesaan telah dilaksanakan di Distrik Waigeo Selatan, Misol Utara, Selawati Tengah dan Waigeo Utara. (SF)

Share This!