Geopark Untuk Kelestarian Alam dan Pertumbuhan Ekonomi

Friday, 16 May 2014 - Dibaca 1614 kali

JAKARTA - Wilayah indonesia memiliki patahan geologi yang sangat unik yaitu berada pada tumbukan tiga lempeng dunia yang saling berinteraksi, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya geologi termasuk didalamnya keragaman geologi. Setelah sukses memasukkan G. Batur dalam Global Geopark Network (GGN) UNESCO, pemerintah telah mengusulkan beberapa kawasan lagi untuk dimasukkan dalam GGN yaitu, Gunung Sewu, Merangin, Danau Toba, Raja Ampat dan Kawasan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.

Dengan memasukkan kawasan-kawasan tersebut dalam GGN maka selain kawasan-kawasan tersebut dapat lebih terjaga juga diharapakan akan merangsang pertumbuhan nilai ekonomi lokal melalui pariwisata. "Beberapa kawasan yang sudah diusulkan pemerintah Indonesia menjadi kawasan geopark internasional namun belum seluruhnya diterima karena ada beberapa manajemen pengelolaan kawasan yang harus diperbaiki," ujar Kepala Badan Geologi, Surono usai pembukaan Rapat Koordinasi Gubernur dan Bupati/Walikota terkait pengembangan geopark. Rabu (14/4/2014).

Memasukkan sebuah kawan geopark dalam GGN harus melalu beberapa tahapan, dimulai dari usulan pemerintah daerah untuk memasukan sebuah kawasan sebagai cagar alam geologi kepada Badan Geologi Kementerian ESDM, kemudian oleh Menteri ESDM ditetapkan menjadi cagar alam geologi. Setelah ditetapkan sebagai cagar alam geologi, selanjutnya Menteri ESDM mengusulkan kawasan tersebut sebagai kawasan geopark internasional ke UNESCO untuk dimasukkan dalam Global Geopark Network (GGN) UNESCO.

Tidak semua kawasan dapat ditetapkan menjadi kawasan geologi yang unik oleh Badan Geologi, Badan Geologi menentukan mana yang bisa ditentukan oleh Menteri ESDM sebagai warisan geologi yang unik, dan jika sudah ditentukan sebagai kawasan geopark maka tidak boleh dikawasan itu terdapat aktifitas industri yang merusak kawasan tersebut seperti industri semen. "Intinya adalah bagaimana alam tetap lestari, tetapi manusia bisa tetap hidup disitu, its the point, itulah manajemen yang sulit," ujar Surono.

"Jangan sampai air mengalir jernih, udara sepoy-sepoy basah tetapi masyarakatnya lapar. Itu bukan geologi untuk kemasyarakan tetapi harus di manage dimana air tetapi mengalir jernih, angin sepoy-sepoy basah tetapi masyarakatnya kenyang, its the point," tambahnya lagi.

Pengembangan geopark diharapkan dapat menumbuhkan industri kreatif lokal dan membuka lapangan kerja baru sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan perekonomian lokal. Keuntungan yang diperoleh jika satu kawasan Global Geopark Network (GGN) UNESCO antara lain, terpromosikannya secara internasional melalui bendera UNESCO tanpa harus disertai pembiayaan besar, penetapan geopark nasional menjadi GGN UNESCO akan menjadi icon baru pariwisata Indonesia yang berbasis masyarakat dan konservasi sehingga dapat lebih menarik wisatawan mancanegara berkunjung dan menarik minat investor luar negeri manakala geopark nasional telah resmi go internasional, baik dari aspek konservasi, pendidikanm maupun pariwisata. (SF)

Share This!