Buka Puasa Bersama Keluarga Besar Sektor ESDM 1435 H

Friday, 4 July 2014 - Dibaca 1356 kali

JAKARTA - Keluarga besar sektor energi dan sumber daya mineral untuk kesekian kalinya kembali melaksanakan buka puasa yang dilanjutkan kemudian dengan sholat magrib, isya dan taraweh berjamaah serta pemberian santunan bagi 200 anak yatim piatu dilingkungan kementerian ESDM yang diserahkan secara simbolis Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik. Jumat (1/7/2014).

Mengawali rangkaian acara, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Teguh Pamudji melaporkan, ajang silaturahim dan buka puasa bersama merupakan agenda rutin yang diselenggarakan atas inisiatif bersama para pegawai, karyawan dilingkungan Kementerian ESDM, BUMN dan steakholder sektor energi dan sumber daya mineral, bertujuan untuk lebih mempererat tali silaturahim antara pegawai, karyawan sektor ESDM sehingga akan bermanfaat dalam hubungan sehari-hari.

Selain buka puasa bersama, rangkaian acara diisi dengan sholat magrib, isya dan taraweh bersama juga diisi dengan tausiah dan aksi sosial yaitu pemberian santunan kepada anak yatim piatu sebanyak 200 orang dari keluarga besar sektor ESDM, lanjut Teguh.

DR. KH. Anwar Sanusi dalam tausyiahnya mengatakan, Ramadhan cara mensucikan diri secara seksama atau tazkiyah, pertama tazkiyah bernafas membersihkan jiwa, kalau jiwa manusianya baik maka baiklah hidupnya, dan kalau jiwa manusianya rusak maka rusaklah perbuatannya. "Jujurlah dalam hidup ini, hidup jujur itu tidak punya beban sama sekali, yang punya beban itu hidup tidak jujur, sebab dosa itu menggelisahkan hidup," ujar Anwar.

tazkiyah selanjutnya yaitu tazkiyatul maal, atau pembersihan harta yang dimiliki dengan menyerahkannya sebagian kepada mustahid dan muzaki sesuai ketentuan yang berlaku. " Supaya harta tidak "stroke" Allah mengajarkan sedekah," ujar Anwar.

Menurut Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, tema "Melalui Semangat Ramadhan, Mari Kita Tingkatkan Kesederhanaan, Kesabaran Dan Toleransi Dalam Kehidupan Bersama", hendaknya bukan sebatas teori saja namun harus dipraktekkan." Dalam ajaran agama apa yang sudah diajarkan hendaknya dipraktekkan, let do it," ujar Wacik.

"Mari kerjakan, kesederhanaan, mari kita praktekkan, hidup jangan mewah-mewah, baru jadi dirjen tidak mau makan di warung, itu kesombongan sudah, jadi sederhana dipraktekkan, saya minta jajaran saya untuk mempraktekkan hidup sederhana, dirumah, dikantor dan dimanapun," ujar Wacik.
Hidup sederhana juga lanjut Wacik akan membuat jadi lebih tenang karena dengan hidup sederhana tidak perlu banyak-banyak uang, namun secukupnya saja.

Yang kedua, sabar, kesabaran itu perintah agama jadi mari kita praktekkan saja. Kalau punya anak buah atau ajudan melakukan kesalahan ya diajarin baik-baik, punya protokol yang salah terus, ya ajarin terus, ya sabar sudah mau diapain, jadi sabar," imbuh Wacik.

Untuk praktek dalam bertoleransi Wacik mencontohkan, mari kita praktek toleransi, jangan hanya teori, saya beragama Hindu, tapi kalau acara Islam saya semangat untuk menghadiri." Jadi kalau saudara ditempat kerja atau tempat tinggal ada saudara yang lain agamanya, sukunya berbeda, sakit atau meninggal, ya datanglah kesana dengan ikhlas, itu toleransi, jangan punya tetangga sakit berat meninggal yang berbeda agamanya tidak ditengok," pungkas Wacik. (SF)

Share This!