Badan Geologi-NEDO Selesaikan Sistem Data Base Digital Batubara Sumatera Selatan

Friday, 20 April 2007 - Dibaca 10526 kali

Pada hari Kamis (19/4), hasil kerjasama Tim Joint Study on Coal Resources and Reserves of Indonesia ini di demonstrasikan di Auditorium, Departemen ESDM, Jakarta. Hadir pada acara tersebut antara lain Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Dirjen Minerbapabum Simon F Sembiring, Kepala Badang Geologi Bambang Dwiyanto, Direktur Coal Project NEDO Hiroki Ishigaki, President JCOAL Ando Katsuyoshi serta sejumlah pejabat dan pimpinan perusahaan batubara.

''Perhitungan sistem ini mengacu pada Standar Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara yang berlaku sekarang,'' ujar Kepala Badan Geologi Departemen ESDM Bambang Dwiyanto saat menyampaikan laporannya. Tim juga menyelesaikan pembuatan aplikasi sistem manager, termasuk aplikasi pembuatan data, aplikasi data base dan aplikasi bagi pengguna. Guna mendapatkan masukan demontrasi dilakukan beberapa kali baik di Indonesia maupun di Jepang.

Menurut Kepala Badan Geologi Bambang Dwiyanto, setelah menyelesaikan sistem I ini, tim akan melanjutkan mengerjakan Sistem II yaitu untuk melakukan entry data batubara yang terdapat di pulau Kalimantan yang meliputi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Pekerjaan entry data yang tergantung pada kualitas dan kuantitas inputan, amat berharap didukung oleh seluruh stakeholder pertambangan batubara.

Hiroki Ishigaki mengungkapkan pembangunan sistem data base batubara ini diharapkan bisa membantu pihak Indonesia dalam membuat kebijakan mengenai perbatubaraan maupun energi. Untuk itu diharapkan kegiatan ini mendapat dukungan oleh pelaku pertambangan batubara. ''Bagi perusahaan yang bersedia menyerahkan data eksplorasi akan diberi hasil analisa sistem database ini. Selain itu kami juga akan mempromosikan kepada importir batubara di Jepang,'' ujar Hiroki Ishigaki.

Sementara itu Presiden JCOAL Ando Katsuyoshi mengungkapkan batubara Indonesia telah berada pada urutan ke 2 dalam memenuhi kebutuhan batubara Jepang atau sekitar 31 juta ton per tahun. '' Ekspor Batubara Indonesia ke Jepang yang tergolong ramah lingkungan terus mengalami peningkatan,'' ujar Ando yang telah lebih 20 tahun menggeluti kerjasama batubara dengan Indonesia. Saat ini kerjasama Jepang dengan Indonesia dalam pengembangan batubara telah merambah sektor hilir atau pemanfaatan batubara.

Pada pemaparan demo sistem dijelaskan secara lengkap dan detil proses pembangunan sistem data base digital sumber daya dan cadangan batubara di Indonesia, sejak dari entry data hingga aplikasinya. Setelah tersedia, sistem ini nantinya bisa diharapkan bisa diakses oleh masyarakat luas. Selain itu bagi pemerintah ketersediaan sistem ini akan sangat membantu bagi landasan pengembangan kebijakan perbatubaraan maupun energi nasional.(*)

Share This!