5 Tahun, Tambahan Listrik 35.000 MW atau 10 Tahun, 54.000 MW

Friday, 13 March 2015 - Dibaca 1744 kali

JAKARTA - Saat membuka Munas VI Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), di Kantor Pusat PT PLN (Persero), Jakarta, Kamis (12/3) kemarin, Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla menyatakan, listrik sudah merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat, sehingga tidak ada masyarakat yang tidak membutuhkan listrik dalam menjalani kehidupannya. Karenanya ditegaskan Wapres pasokan listrik bagi masyarakat harus tercukupi.

Wapres juga menyatakan, cadangan pasokan listrik yang dimiliki Indonesia saat ini di level 10 persen belumlah aman. Level aman cadangan pasokan untuk Indonesia adalah 30 persen.

Menindaklanjuti arahan Wakil Presiden Republik Indonesia tersebut, Pemerintah cq. Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral selaku Kementerian teknis yang bertanggung jawab dalam pengadaan energi bagi bangsa Indonesia mentargetkan dalam 5 tahun kedepan akan meningkatkan kapasitas listrik yang ada dengan tambahan 35.000 MW atau 54.000 MW sehingga cadangan yang tersedia akan mencapai 30 persen. Tambahan tersebut sesuai pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik tahun 2015-2024 yang diproyeksikan rata-rata sekitar 8.7% per tahun.

Dalam kesempatan yang berbeda, Menteri ESDM, Sudirman Said menyatakan, pembangunan tenaga listrik seperti yang ditargetkan pemerintah sebesar 35.000 MW merupakan kebutuhan sesuai dengan target pertumbuan ekonomi yang mendekati 6 persen per tahun. Teorinya adalah, untuk memenuhi target tersebut maka dibutuhkan pertumbuhan tenaga listrik sebesar 1,5 persen diatasnya atau sekitar 7,5-8 persen per tahun.

Untuk mendukung program tambahan pasokan listrik sebesar 35.000 MW tersebut, Pemerintah meluncurkan beberapa terobosan seperti, penyederhanaan proses perijinan yaitu, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Bidang Ketenagalistrikan di BKPM, memberlakukan UU No 2/2012 untuk pembebasan dan penyediaan lahan, menerbitkan regulasi yang mendorong dan memberikan kepastian berinvestasi bagi swasta di bidang tenaga listrik dan membentuk Unit Pengendali Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN).

Lebih lanjut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman mengatakan, program pembangunan pembangkit 35.000 MW akan dipasok PLN sebesar 10,2 GW dan IPP sebesar 25,3 GW sehingga total keseluruhan akan didapat 35.5 GW.

Berdasarkan jenis pembangkitnya, 35.5 GW akan didapat dari 25.839 MW Pembangkit Listrik Tenaga Uap/PLTU, 1.160 MW Pembangkit Listrik Panas Bumi/PLTP, 9.166 MW Pembangkit Listrik Gas Uap/PLTGU, 4.288 MW Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Mesin Gas /PLTG/MG, 737 MW Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro/PLTM, 636 MW Pembangkit Listrik Tenaga Air/PLTA, 1.040 MW PLTA "pump storage"/PS dan 81 PLT. (SF)

Share This!