Thomas Lembong : Minat Investor di Sektor ESDM Besar Sekali
Monday, 30 January 2017 - Dibaca 9120 kali
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menyatakan bahwa minat investor untuk menanamkan investasinya di sektor energy dan sumber daya mineral sangat besar sekali. Sektor ESDM menjadi sektor yang sangat penting dalam menyumbangkan investasi di Indonesia.
"Minat investor yang ingin menanamkan investasinya di sektor esdm besar sekali. Data BKPM itu sudah kita susun, TOP 100 proyek di Penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan Top 100 proyek di penanaman modal asing (PMA) itu saya lumayan kaget banyak sekali listrik, listrik. Listrik,listrik, listrik, listrik terus migas, migas, migas, migas jadi memang banyak sekali," ujar Thomas dalam konferensi pers peluncuran ESDM3J di kantor PTSP Pusat BKPM, Senin (30/1).
Negara - negara yang menyatakan minatnya untuk berinvestasi antara lain dari Jepang, Tiongkok dan dalam proses ada juga yang dari Amerika dan juga sebagian dari Eropa dan investor dalam negeri banyak juga yang menyatakan minatnya berinvestasi di sektor listrik yaitu hanpir semuanya melakukan ekspansi. " Mereka ekspansi di lahan sebelah. Biasanya kan kalau sudah bikin pembangkit atau pabrik kan beli lahan ekstra untuk ekspansi ke depannya jadi banyak pemain-pemain yang sudah aktif di sektor listrik, mereka semuanya mencanangkan ekspansi.
Thomas menambahkan, sektor yang paling banyak diminati adalah sektor kelistrikan, dilanjutkan kemudian dengan minyak dan gas bumi.
Sektor ESDM menjadi sektor yang sangat penting dalam menyumbangkan investasi di Indonesia. Dari data investasi sektor ESDM yang ada di BKPM tahun 2012-2016 (di luar kegiatan hulu migas) mencapai angka Rp 490 triliun atau 21% dari total realisasi investasi yang masuk. Realisasi Investasi di sektor ESDM disumbang dari sektor Ketenagalistrikan sebesar Rp 229,4 triliun, sektor Pertambangan Batu Bara Rp 71,4 triliun, sektor Pertambangan Logam Mulia Rp 67,4 triliun Pertambangan Logam Lainnya Selain Besi Rp 38,8 triliun, Jasa Pertambangan Migas Rp 21,3 triliun, dan sektor ESDM Lainnya Rp 61,7 triliun.
"Dalam lima tahun terakhir komposisi investasi dari sektor ESDM berkisar di level 21% dari total investasi yang masuk ke Indonesia," ujar Thomas. (SF)
"Minat investor yang ingin menanamkan investasinya di sektor esdm besar sekali. Data BKPM itu sudah kita susun, TOP 100 proyek di Penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan Top 100 proyek di penanaman modal asing (PMA) itu saya lumayan kaget banyak sekali listrik, listrik. Listrik,listrik, listrik, listrik terus migas, migas, migas, migas jadi memang banyak sekali," ujar Thomas dalam konferensi pers peluncuran ESDM3J di kantor PTSP Pusat BKPM, Senin (30/1).
Negara - negara yang menyatakan minatnya untuk berinvestasi antara lain dari Jepang, Tiongkok dan dalam proses ada juga yang dari Amerika dan juga sebagian dari Eropa dan investor dalam negeri banyak juga yang menyatakan minatnya berinvestasi di sektor listrik yaitu hanpir semuanya melakukan ekspansi. " Mereka ekspansi di lahan sebelah. Biasanya kan kalau sudah bikin pembangkit atau pabrik kan beli lahan ekstra untuk ekspansi ke depannya jadi banyak pemain-pemain yang sudah aktif di sektor listrik, mereka semuanya mencanangkan ekspansi.
Thomas menambahkan, sektor yang paling banyak diminati adalah sektor kelistrikan, dilanjutkan kemudian dengan minyak dan gas bumi.
Sektor ESDM menjadi sektor yang sangat penting dalam menyumbangkan investasi di Indonesia. Dari data investasi sektor ESDM yang ada di BKPM tahun 2012-2016 (di luar kegiatan hulu migas) mencapai angka Rp 490 triliun atau 21% dari total realisasi investasi yang masuk. Realisasi Investasi di sektor ESDM disumbang dari sektor Ketenagalistrikan sebesar Rp 229,4 triliun, sektor Pertambangan Batu Bara Rp 71,4 triliun, sektor Pertambangan Logam Mulia Rp 67,4 triliun Pertambangan Logam Lainnya Selain Besi Rp 38,8 triliun, Jasa Pertambangan Migas Rp 21,3 triliun, dan sektor ESDM Lainnya Rp 61,7 triliun.
"Dalam lima tahun terakhir komposisi investasi dari sektor ESDM berkisar di level 21% dari total investasi yang masuk ke Indonesia," ujar Thomas. (SF)
Share This!