The 4th Indonesia EBTKE CONEX 2015 Dan IIGCE 2015

Wednesday, 19 August 2015 - Dibaca 1951 kali
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
NOMOR: 51/SJI/2015
Tanggal: 19 Agustus 2015


THE 4th INDONESIA EBTKE CONEX 2015 DAN IIGCE 2015
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, pada hari Rabu (19/8), membuka secara resmi The 4th Indonesia EBTKE Conference and Exhibition (Indonesia EBTKE ConEx) 2015 dan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2015 di Jakarta Convention Centre.

Acara yang diprakarsasi oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM bekerja sama dengan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dan Asosiasi Panas bumi Indonesia (API) mengusung tema "Time to Act: Accelerate The Implementation of Renewable Energy and Energy Conservation" dan tema IIGCE 2015 yaitu From Resource to Prosperity: Executing Indonesia's Geothermal Development Stretegy.

Dalam kesempatan ini, Presiden menegaskan sesuai dengan tema yang diangkat bahwa membangun kedaulatan energi sebagaimana amanat Nawa Cita diperlukan sinergi dalam kerangka kelembagaan, antara Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, kalangan usahawan/bisnis, akademisi dan komunitas/masyarakat selaku penerima manfaat.

"Sinergi tersebut terwujud melalui berbagai inisiatif dan terobosan dibidang EBTKE, termasuk diantaranya kebijakan feed-in tariff, dengan memaksimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (panas bumi, hydro, biomassa, surya, angin, samudera) sebagai jaminan energi untuk membangun Indonesia demi kemandirian bangsa", papar Presiden.

Sesuai amanah Presiden, Menteri ESDM menyampaikan bahwa acara ini dilatarbelakangi kesadaran bahwa pengembangan energi baru, terbarukan, dan penerapan konservasi energi di Indonesia bukanlah suatu pilihan melainkan telah menjadi suatu keharusan.
"Indonesia EBTKE ConEx 2015 dan IIGCE 2015, diselenggarakan secara back-to-back dengan tujuan untuk menyinergikan pemikiran dan tindakan seluruh pemangku kepentingan energi baru, terbarukan, dan konservasi energi dalam membangun kedaulatan energi nasional", jelas Menteri ESDM.

Saat ini, Pemerintah telah menetapkan Kebijakan Energi Nasional melalui Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014. Pada Kebijakan yang baru ini, peran/kontribusi energi baru dan terbarukan ditingkatkan dari target sebelumnya sebesar 17% menjadi 23% pada tahun 2025. Program listrik 35.000 MW juga merupakan bagian dari upaya untuk tidak bergantung kepada minyak bumi. Porsi energi terbarukan dari total kapasitas program tersebut ditingkatkan menjadi 25%. Selain itu dari sisi konservasi energi, perlu ada penguatan di sisi teknologi, standarisasi, labelisasi, dan juga sosialisasi yang masif di berbagai kalangan masyarakat.

Butir-butir penting terkait pengembangan dan pemanfaatan EBTKE yang telah dilakukan Pemerintah, antara lain:
  1. Perbaikan Tata Kelola (Panas Bumi);
  2. Penyediaan Insentif (Bebas Bea Masuk untuk Peralatan dan Teknologi EBT dan Konservasi Energi);
  3. Penciptaan Pasar (Mandatori Biodiesel + Feed-In Tariff) untuk pembangkit listrik berbasis EBT;
  4. Penyederhanaan Perizinan untuk usaha Panas Bumi;
  5. Pelibatan stakeholder dalam penyusunan kebijakan;
  6. Mendorong pemanfaatan teknologi yang menggunakan energi secara efisien;
  7. Meningkatkan jumlah manajer energi dan auditor energi yang bersertifikat dan membentuk brigade energi untuk mendorong penerapan konservasi dan efisiensi energi.
Hal itu semua didasari bahwa:
  1. Dunia secara masif beralih ke EBT dan menerapkan konservasi energi;
  2. Indonesia kaya keragaman potensi EBT (mulai dari dalam tanah/panas bumi hingga panas matahari) dan sumber EBT hampir terdapat di tiap wilayah Indonesia;
Pada Indonesia EBTKE CoNex 2015 dan IIGCE 2015 dilakukan penandatanganan dokumen-dokumen terkait dengan EBT dan panas bumi, yaitu tiga PPA (PLT Biomassa sebesar 900 kW, PLT Air sebesar 40 MW, PLT Bayu sebesar 70 MW), tiga BAST (PLTMH, PLTS dan PLT Sampah dengan total kapasitas 575 kW untuk melistriki 1.215 KK), beberapa MoU dalam pengembangan EBT (diantaranya PLT Arus Laut, PLT Biogas Rumput Laut, PLT Gelombang Laut), dan penyerahan Izin Panas Bumi untuk 13 WKP dengan pengembangan 1.515 MW.

Beberapa kegiatan pada Indonesia EBTKE CoNex 2015 dan IIGCE 2015, seperti Sidang Panel, Training di bidang EBTKE (bekerja sama diantaranya dengan GIZ, UNIDO, ADB), Pameran, Forum Investasi, Forum Generasi Muda EBTKE, Lomba Poster, Lomba Tulisan Mengenai EBTKE, Lomba Foto dan Peliputan oleh Pelajar dan Mahasiswa, dan Field Visit (khusus peserta IIGC). Pada malam harinya dilaksanakan Gala Dinner sekaligus Peluncuran hasil kerja sama Indonesia dengan Jerman terkait Pedoman Energi Terbarukan tentang Pengembangan Proyek PLT Biomass dan Biogas dan Panduan Pelatihan Tim Pengelola Listrik Desa, Pelantikan jajaran pengurus Prakarsa Jaringan Cerdas Indonesia, dan penyerahan sertifikat manajer energi.

Hal yang baru dan berbeda pada kegiatan tahun-tahun sebelumnya, kali ini didukung oleh:
  • IYFREE (Indonesia's Youth Forum for Renewable Energy and Energy Efficiency) sebagai wadah segmented anak-anak muda Indonesia guna menyebarkan semangat penggunaan energi baru dan terbarukan serta hemat energi sedini mungkin via social media, talkshow;
  • Renewable Energy Investment Forum merupakan ajang pertemuan komunitas bisnis dan pemerintah untuk membicarakan peluang-peluang investasi di bidang energi terbarukan. Adanya pavillion yang berisikan project showcase dan consultation area.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 1.400 undangan dari kalangan Pemerintah, Kedutaan Besar Negara sahabat, Badan Usaha EBTKE, Badan Usaha pendukung, investor, LSM, asosiasi, peneliti dan akademisi, masyarakat umum, dan media massa, serta hampir 100 exhibitor dari perusahaan nasional, multinasional, serta instansi pemerintah.

"Pertemuan tahunan ini diharapkan menjadi sarana untuk mengevaluasi dan memberikan saran/masukan kepada Pemerintah dan stakeholder lainnya dalam rangka percepatan, pengembangan, dan pemanfaatan EBTKE menuju terwujudnya kedaulatan energi nasional", jelas Menteri menutup sambutannya.

Plt. Kepala Pusat Komunikasi Publik



Hufron Asrofi

Share This!