Rekadaya Elektrika Kerjakan EPC 3 Unit PLTU Diluar Jawa Senilai Rp 575 M

Tuesday, 15 January 2008 - Dibaca 13526 kali

'Kami berhasil mengalahkan perusahaan asal China dalam lelang internasional EPC tersebut,' ujar Purwanto Sudibyo, Direktur Operasi PT Rekadaya Elektrika, Senin (14/1) di Jakarta. Ia mengatakan hal itu usai acara penandatanganan kontrak EPC antara PT Rekadaya Elektrika dengan PT PLN sebagai pemilik proyek ke tiga PLTU tersebut.

Hadir pada acara tersebut Dirjen Industri, Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka (ILMTA) Departemen Perindustrian Ansari Bukhari, Ketua Program Percepatan Pembangunan PLTU 10 Ribu MW Yogo Pratomo, Direktur Teknik Tenaga Listrik J Simanjuntak serta jajaran Direksi PT PLN serta undangan lainnya.

Ketiga proyek itu masing-masing adalah PLTU Tanjung Balai Karimun (2x7 MW), PLTU Ende (2x7 MW) dan PLTU Kendari (2x10 MW). Menurut Purwanto Sudibyo, PT Rekadaya Elektrika melakukan sejak dari konsep, perancangan (design), pabrikasi hingga comissioning ketiga proyek tersebut.

Sebagian besar komponen ketiga proyek tersebut menggunakan komponen lokal. 'Untuk PLTU Karimun dan PLTU Ende, kandungan lokal mencapai 68 persen. Sedang untuk PLTU Kendari kandungan lokal sebesar 50 persen,' ujar Purwanto Sudibyo. Boiler, generator, elektrikal, balance of plant semuanya dari pabrikan lokal.

Praktis hanya turbin yang diimpor dari pabrikan luar negeri yaitu dari Shandong Machinery I&E Group Corp., China. Bahkan untuk proyek selanjutnya PT Rekadaya Elektrika bermaksud bekerjasama dengan PT Nusantara Turbin Propeler, Bandung. Sedang batubara yang digunakan sebagai bahan bakar adalah jenis low rank coal.

Pengerjaan kontrak EPC untuk tiga PLTU, menurut Purwanto Sudibyo, masing-masing akan membutuhkan waktu 24 bulan untuk unit pertama. Selanjutnya unit ke dua pada bulan ke 26 setelah kontrak. 'Oleh sebab itu diproyeksikan ke tiga unit PLTU ini beroperasi pada akhir 2009 atau awal 2010,' papar Purwanto Sudibyo.

Direktur Utama PT Rekadaya Elektrika Bambang Praptono menambahkan multiplier efect bagi perekonomian nasional dari proyek ini cukup besar. 'Selain mengembangkan industri di dalam negeri, dengan kandungan lokal yang cukup besar bisa memberikan lapangan kerja cukup luas,' papar Bambang Praptono. Langkah ini sekaligus membuktikan bahwa perusahaan nasional mampu mengerjakan secara total pembangkit listrik.

Diungkapkan untuk pengerjaan proyek masing-masing dibutuhkan tenaga kerja sekitar 500 orang. Sedang untuk pengerjaan komponen ke tiga pembangkit diperkirakan membutuhkan tenaga kerja mencapai sekitar 2000 orang. Selain itu proyek ini juga melibatkan industri penunjang yang tidak sedikit memberikan lapangan kerja.

Baik Bambang Praptono maupun Purwanto Sudibyo mengungkapkan untuk boiler akan dikerjakan pabrikan di Surabaya dan generator dikerjakan oleh PT Pindad. Demikian juga untuk elektrikal dan ballance plant juga ditangani oleh pabrikan di dalam negeri. 'Pabrikan-pabrikan dalam negeri ini telah memiliki standarisasi internasional,' papar Bambang Praptono.

PT Rekadaya Elektrika merupakan perusahaan patungan yang pemegang sahamnya dimiliki oleh PT PJB, PT Indonesia Power, PLN Batam dan YPK PLN serta PT Rekayasa Industri. Perusahaan yang berdiri September 2003 ini selama ini telah menangani berbagai proyek rekayasa dan EPC bidang kelistrikan.

Share This!