Rakernas Gunung Api Tahun 2022, Komitmen Badan Geologi Tingkatkan Pelayanan Mitigasi Bencana Gunung Api

Thursday, 3 February 2022 - Dibaca 578 kali

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

NOMOR: 56.Pers/04/SJI/2022

Tanggal: 3 Februari 2022

Rakernas Gunung Api Tahun 2022, Komitmen Badan Geologi Tingkatkan Pelayanan Mitigasi Bencana Gunung Api

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak gunung api aktif, yakni ada 127 gunung api aktif, dimana sebanyak 69 diantaranya dipantau secara intensif melalui 73 pos pengamatan gunung api oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) c.q. Badan Geologi. Meskipun daerah sekitar gunung api merupakan kawasan rawan bencana, namun tidak dapat dipungkiri bahwa kawasan tersebut memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah untuk pembangunan nasional, dengan menjadikan beberapa kawasan gunung api menjadi target destinasi wisata nasional. Kawasan gunung api juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk kegiatan pertanian karena memiliki tanah yang subur.

Masyarakat di kawasan tersebut sangat rentan terhadap ancaman erupsi gunung api. Catatan masa lalu menunjukkan bahwa beberapa erupsi gunung api di Indonesia memakan korban jiwa, dan memiliki dampak lain berupa terganggunya aspek ekonomi dan sosial masyarakat, serta rusaknya sarana prasarana dan hasil pembangunan lain.

Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengungkapkan, hal ini menjadi tantangan dari komitmen Badan Geologi, bagaimana Pemerintah dan masyarakat tetap dapat memanfaatkan kawasan gunungapi, namun dapat melakukan mitigasi bencana gunungapi dengan baik.

"Badan Geologi, khususnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan mitigasi bencana gunungapi dengan tujuan untuk mewujudkan berkurangnya korban jiwa dan rusaknya hasil pembangunan," jelas Eko saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gunung Api Tahun 2022, Kamis (3/2).

Secara detil, eko menjelaskan bahwa Badan Geologi memiliki dua dari empat unsur tugas dalam peringatan dini gunungapi, yakni sistem pemantauan dan peringatan, serta sistem komunikasi dan diseminasi informasi terkait gunung api. Keduanya harus disertai kolaborasi dengan Kementerian/Lembaga lain agar mendapatkan hasil yang optimal. "Adapun 2 unsur lainnya, yaitu unsur pengetahuan risiko dan kemampuan respon masyarakat, merupakan tugas kolektif dari para stakeholder," ujarnya.

Oleh karena itu, peringatan dini yang dilakukan oleh Badan Geologi tidak akan memberikan hasil optimal tanpa melakukan kolaborasi dengan Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, serta masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Kepala PVMBG yang juga ketua panitia Rakernas Gunung Api Tahun 2022 Andiani mengungkapkan, Rakernas ini mengusung tema Penguatan Sistem Peringatan Dini Gunung Api. Tujuannya adalah untuk memperoleh masukan, saran, dan pendapat dari para stakeholder. "sehingga dapat menjadi bahan perbaikan dan sekaligus penguatan sistem peringatan dini gunungapi di masa datang." Terang Andiani.

Sebagai informasi, Rakernas ini dihadiri oleh para penanggap dari berbagai kalangan, seperti Komisi VII DPR RI, BNPB, BMKG, Bappenas, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian Sosial, Kemenparekraf, BPBD Kabupaten, ahli gunung api, serta akademisi dari perguruan tinggi. (DAN)

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi (08112213555)

Share This!