Proyek 35.000 MW, Presiden Jokowi : Berikan Kesempatan Pengusaha Nasional Lebih Besar

Thursday, 23 June 2016 - Dibaca 1702 kali

JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meminta kepada Menteri ESDM sebagai regulator, PLN dan Kementerian BUMN untuk memberikan kesempatan sebanyak mungkin, sebesar mungkin peluang kepada pengusaha lokal atau pengusaha nasional dalam proyek percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW. Demikian diungkapkanSekretaris Kabinet Pramono Anung usai Rapat Kabinet Terbatas di Istana Negara Jakarta. Rabu (22/6).

Presiden juga mengingatkan agar proyek-proyek infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW banyak dilaksanakan perusahaan-perusahaan luar. "Jangan kemudian yang berperan adalah pemain-pemain besar dari luar," tambah Pramono.

Selain meminta memberikan peluang kepada pengusaha lokal pada proyek pembangkit 35.000 MW, presiden juga meminta kepada Kementerian ESDM selaku regulator, dan juga kepada Menteri BUMN serta PLN untuk menggalakkan, mengembangkan pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) atau juga power hidro karena PLTMH ini dianggap dapat memberikan kesempatan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat terutama daerah-daerah yang memungkinkan power hidro atau mikro hidronya dikembangkan.

Proyek Kelistrikan 35.000 MW merupakan proyek pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang dilaksanakan guna mewujudkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan rasio elektrifikasi. Proyek 35.000 MW tidak hanya bergerak pada proyek pembangunan pembangkit, namun juga pada transmisi dan gardu induk.

Program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini, dipercepat dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK) yang telah ditandatangani oleh Presiden Jokowi tanggal 8 Januari 2016. Melalui Perpres tersebut, PT PLN (Persero) dan IPP mendapatkan dukungan berupa penjaminan, percepatan perizinan dan non perizinan, penyediaan energi primer, tata ruang, dan penyediaan tanah. Dengan adanya dukungan tersebut diharapkan target rasio elektrifikasi 97% dapat dicapai pada tahun 2019. (SF)

Share This!